China akan akuisisi raksasa minyak Rusia



KONTAN.CO.ID - Konglomerasi China, CEFC China Energy akan membeli 14,16% saham raksasa minyak Rusia, Rosneft. Nilainya mencapai US$ 9,1 miliar. CEFC mengakuisisi saham Rosneft milik konsorsium Glencore dan Qatar Investment Authority (QIA).

Pembelian saham Rosneft ini makin memperkuat kerjasama energi antara China dengan Rusia. Kesepakatan itu muncul saat Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi baru ekonomi terhadap Rusia, sehingga menyulitkan perusahaan-perusahaan asal Negeri Barat seperti Glencore untuk mengembangkan kemitraan dan meningkatkan hubungan dengan perusahaan milik Rusia seperti Rosneft.

Sekadar informasi, pada bulan lalu AS mengenakan sanksi lanjutan atas Rusia lantaran Negeri Beruang Merah itu dianggap campur tangan dalam urusan Pemilu AS tahun lalu.


Dalam beberapa tahun terakhir, CEFC China Energy telah berkembang bisnisnya dari trader minyak menjadi konglomerasi bisnis energi. Akuisisi saham Rosneft penting bagi China yang merupakan komsumen energi terbesar kedua di dunia. Rusia adalah pemasok minyak mentah terbesar ke China, bersaing dengan Arab Saudi, raja ekspor minyak dunia.

 "CEFC akan mendapatkan akses ke ladang minyak Rosneft dan proyek petrokimia di Siberia Timur untuk menjamin sinergi yang lebih besar," kata Chief Executive Rosneft Igor Sechin seperi dilansir Reuters, Jumat (8/9).

CEFC menyatakan kesepakatan tersebut akan memberikan mereka produksi minyak tahunan sebanyak 42 juta ton atau 840.000 barel per hari. CEFC juga akan mendapatkan akses ke cadangan minyak dan gas bumi sebesar 2,67 miliar ton atau setara 20 miliar barel.

Rusia memang berupaya memperluas hubungannya dengan China. Terutama setelah Negara Barat memberlakukan sanksi atas Moskwa akibat aneksasi ke Crimea yang menjadi wilayah Ukraina.

Glencore menyebutkan CEFC membeli saham Rosneft dengan harga premium atau sekitar 16% lebih tinggi dari rata-rata harga saham Rosneft dalam 30 hari terakhir. Saat ini, kapitalisasi pasar Rosneft mencapai US$ 57 miliar dan kesepakatan tersebut menjadikan salah satu investasi terbesar yang pernah dilakukan perusahaan China di Rusia.

Kendati melepas saham, Glencore dan QIA tetap mempertahankan kepemilikan saham di Rosneft masing-masing sebesar 0,5% dan 4,7%. Glencore dan QIA berkongsi membeli 19,5% saham Rosneft pada bulan Desember 2016 silam. Kala itu, konsorsium tersebut memboyong saham Rosneft  seharga € 10,2 miliar atau setara £ 9,3 miliar untuk membantu defisit anggaran Rusia.

Pembelian Rosneft  akan menjadi akuisisi perushaan minyak dan gas terbesar kedua yang dilakukan korporat China setelah pembelian Nexen dari Kanada senilai US$ 15,7 miliar oleh CNOOC pada 2013 silam. Awal dekade ini, Beijing juga meminjamkan dana senilai US $ 25 miliar kepada Rusia untuk membantu membangun jaringan pipa dari Siberia.

Editor: Dupla Kartini