China akan atur sektor kemananan nasional dan teknologi



KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. China merilis cetak biru lima tahun yang menyerukan regulasi yang lebih besar yang sebagian besar mengatur kegiatan ekonomi. Hal ini sebagai sinyal keras China terhadap industri-industri utama yang membuat khawatir para investor.

Dilansir dari Bloomberg, Kamis (12/8), kebijakan itu tertuang dalam dokumen yang dikeluarkan oleh Dewan Negara dan Komite Sentral Parta Komunis. Dari dokumen itu, pejabat berwenang menyatakan akan membuat undang-undang yang mengatur sektor keamanan nasional, teknologi dan monopoli. 

Tak hanya itu, penegakan hukum akan diperkuat di sektor lain seperti makanan dan obat-obatan, big data, dan kecerdasan buatan. Kehadiran aturan ini seiring dengan meningkatnya kehidupan masyarakat sehingga diperlukan perlukan persyaratan baru di bawah supremasi hukum. 


“Itu harus didasarkan pada situasi keseluruhan, mengambil pandangan jangka panjang, menebus kekurangan, terus maju, dan mempromosikan pembangunan pemerintahan di bawah supremasi hukum ke tingkat yang baru di era baru," tulis dokumen tersebut. 

Baca Juga: China: Amerika Serikat tidak pantas berbicara tentang Laut China Selatan

Diketahui, investor berupaya memahami serangan regulasi dalam beberapa pekan terakhir yang telah mengguncang pasar, terutama setelah pihak berwenang melarang keuntungan bagi startup bimbingan belajar.

Selama setahun terakhir, pihak berwenang China telah meluncurkan penyelidikan anti-monopoli ke beberapa perusahaan teknologi terbesar seperti Alibaba Group Holding Ltd. Bahkan, pemerintah meninjau keamanan siber untuk perusahaan yang listing di luar negeri sehingga menciptakan masalah bagi Didi Global Inc.

“Kami tidak dapat memahami tentang penegakan dan potensi bentuk tindakan keras dari satu dokumen atau lainnya. Banyak tergantung pada birokrat dan petinggi dalam hal prioritas bulan demi bulan," kata pemimpin proyek DigiChina di Pusat Kebijakan Siber Universitas Stanford Graham Webster.

Sementara itu, beberapa analis menyambut cetak biru itu sebagai upaya otoritas China untuk membantu investor memahami motif di balik dorongan regulasi.

"Pernyataan Dewan Negara memberikan konteks panduan untuk menafsirkan dorongan peraturan saat ini," kata Michael Norris, seorang analis dari konsultan agensi China yang berbasis di Shanghai. 

“Dalam pandangan kami, kekhawatiran investor kurang didorong oleh substansi peraturan yang diusulkan, dan lebih didorong oleh irama dan komunikasi. Kami melihat pengumuman ini menjadi pekerjaan yang lebih baik dengan menghubungkan regulasi di masa depan," tutupnya. 

Selanjutnya: Ekonomi China kembali dihantam wabah Covid-19 terbaru

Editor: Herlina Kartika Dewi