JAKARTA. Krisis ekonomi Eropa mulai membuat pesimistis China. Kemarin, Pemerintah China mengumumkan angka revisi pertumbuhan ekonominya dari 8% menjadi 7,5% akibat tekanan krisis ekonomi global. China juga menetapkan defisit anggaran sebesar 800 miliar yuan atau 1,5% dari produk domestik bruto dan inflasi sebesar 4%. Perlambatan pertumbuhan ekonomi China akan berpengaruh besar bagi Indonesia, terutama dari sisi neraca perdagangan Indonesia-China. Ada kekhawatiran, demi mengerem laju penurunan ekonomi, China akan habis-habisan memacu pasar ekspor non-Eropa dan Amerika Serikat. Indonesia bisa makin kebanjiran barang impor dari China, untuk mengganti penurunan pasar ekspor ke Eropa dan Amerika Serikat. Alhasil, defisit perdagangan Indonesia-China pun berpeluang makin menganga.
China akan genjot ekspor ke Indonesia
JAKARTA. Krisis ekonomi Eropa mulai membuat pesimistis China. Kemarin, Pemerintah China mengumumkan angka revisi pertumbuhan ekonominya dari 8% menjadi 7,5% akibat tekanan krisis ekonomi global. China juga menetapkan defisit anggaran sebesar 800 miliar yuan atau 1,5% dari produk domestik bruto dan inflasi sebesar 4%. Perlambatan pertumbuhan ekonomi China akan berpengaruh besar bagi Indonesia, terutama dari sisi neraca perdagangan Indonesia-China. Ada kekhawatiran, demi mengerem laju penurunan ekonomi, China akan habis-habisan memacu pasar ekspor non-Eropa dan Amerika Serikat. Indonesia bisa makin kebanjiran barang impor dari China, untuk mengganti penurunan pasar ekspor ke Eropa dan Amerika Serikat. Alhasil, defisit perdagangan Indonesia-China pun berpeluang makin menganga.