China akan kikis spekulasi komoditi pertanian



BEIJING. Langkah China untuk meningkatkan batasan margin untuk kontrak agrikultural termasuk karet dan beras bertujuan untuk mengurangi risiko perdagangan seiring dengan harga yang terus meningkat. Hal ini ditegaskan oleh analis Wanda Futures Co, akhir pekan lalu. Harga karet, kapas dan beras di China melonjak cukup tinggi minggu lalu seiring dengan ketatnya suplai yang kemudian mengkinclongkan investasi tiga komoditi tersebut. Inflasi juga meningkat begitu cepat dalam 23 bulan terakhir sekaligus meningkatkan likuiditas setelah pemerintah mengurangi investasi di sektor properti yang berdampak pada reli harga komoditi. Dana-dana spekulatif akhirnya mengalir ke sektor komoditi karena menguatnya prediksi inflasi. Axl Wang, Beijing Research Manager Wanda Future Co. menyatakan, sepertinya yang ada di sekitar investor saat ini, seperti apel maupun biji-bijian, akan meningkat sehingga membuat mereka membungkus komoditi pertanian. Untuk itu, Bursa komoditi Shanghai akan meningkatkan margin kontrak karet mulai 2 November 2010 besok. Langkah ini menyusul Zhengzhou Commodity Exchange, yang minggu ini juga telah meningkatkan margin untuk beras, gandum, rapeseed oil dan gula. Bursa Zhengzhou juga menyatakan, pihaknya akan mendesak investor untuk menetapkan kontrak sebelum kadaluarsa, membatasi posisi atau memungkinkan securities watchdog bila terjadi perdagangan yang tidak normal. China bertujuan untuk menyetabilkan harga makanan dan mengerem harga properti di sejumlah kota seiring dengan perekonomian yang menemukan momentumnya. Inflasi China meningkat ke level yang paling tinggi dalam dua tahun pada September 2010 lalu; sementara ekspansi perekonomian di kuartal ketiga merupakan yang paling kecil dalam setahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: