China Akan Pangkas Pajak Pembelian Properti



KONTAN.CO.ID - BEIJING. China berencana memangkas pajak pembelian rumah. Hal ini merupakan strategi pemerintah menghidupkan kembali pasar perumahan yang sedang lesu.

Sumber Bloomberg menyebut, regulator China tengah menggarap proposal yang akan memungkinkan kota besar di China, seperti Shanghai dan Beijing, memangkas pajak akta jual beli bagi pembeli hingga 1% dari tingkat saat ini sebesar 3%. "Pemerintah kota memiliki keleluasan untuk mengubah aturan," terang sumber tersebut. 

Rencana ini telah diisyaratkan oleh Menteri Keuangan China Lan Fo'an yang ingin meningkatkan instrumen fiskal guna menopang ekonomi yang lesu sekaligus melonggarkan moneter. Lan berjanji untuk melaksanakan kebijakan fiskal yang lebih kuat tahun depan setelah meluncurkan utang 10 triliun yuan. 


Baca Juga: McDonald's Akan Rilis Obligasi Berdenominasi Swiss Franc

Berdasarkan usulan terbaru, kota papan atas akan diizinkan untuk menghapuskan perbedaan antara rumah biasa dan mewah yang akan menurunkan biaya pembelian bagi orang yang ingin menambah kepemilikan hunian. Selain pakta akta, pemilik rumah di China juga dikenakan pajak pertambahan nilai yang tinggi sekitar 5% jika mereka menjual dalam waktu dua tahun. Di Shanghai misalnya, apartemen yang lebih besar dari 144 meter persegi dipertimbangkan tidak biasa. 

Para ekonom mendukung strategi China ini untuk memastikan target pertumbuhan ekonomi China 5% dapat terpenuhi di tahun ini. Krisis properti yang berlangsung selama bertahun-tahun telah menghapuskan kekayaan rumah tangga senilai miliaran dollar yang menambah tekanan deflasi. 

Rencana pemotongan pajak properti akan menghidupkan kembali ekspektasi investor terhadap stimulus skala besar untuk meningkatkan permintaan domestik dan memerangi deflasi setelah pengumuman kebijakan yang sangat penting minggu lalu. 

China dalam dua bulan terakhir telah memberi paket stimulus untuk meningkatkan pasar properti seperti memangkas biaya pinjaman properti, melonggarkan pembatasan pembelian di kota besar dan melonggarkan persyaratan uang muka. Efeknya, pada Oktober 2024 penjualan properti residensial meningkat untuk pertama kali di tahun 2024. China juga menambah kuota pinjaman untuk KPR.

Selanjutnya: Wall Street Dibuka Datar Selasa (12/11), Fokus Bergeser ke Data Ekonomi AS

Menarik Dibaca: Muncul Selulit dan 3 Tanda Utama Wajah Kekurangan Kolagen

Editor: Avanty Nurdiana