China Akhiri Latihan Militer di Sekitar Taiwan, Pasukan dalam Posisi Siap Tempur



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Militer China mengatakan pada Rabu (10/8), mereka telah berhasil menyelesaikan berbagai tugas di sekitar Taiwan, setelah sekitar satu minggu latihan.

Mengutip Reuters, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengatakan di akun Weibo resminya, pasukannya akan terus mengawasi perubahan situasi di Selat Taiwan.

Dan, akan secara teratur melakukan patroli dan terus melakukan latihan militer agar siap tempur.


Selain itu, China pada Rabu (10/8) bersumpah tidak akan menoleransi kegiatan separatis di Taiwan, dan menegaskan kembali akan mengambil pulau itu dengan paksa jika perlu.

Baca Juga: Perang Bisa Pecah? Taipe Sebut China Siap Invasi ke Taiwan

Peringatan dari Beijing, yang menganggap Taiwan sebagai wilayahnya, datang setelah berhari-hari latihan militer China yang belum pernah terjadi sebelumnya di sekitar pulau itu.

Kantor Urusan Taiwan China pada Rabu (10/8) mengeluarkan buku putih yang menguraikan bagaimana mereka bermaksud untuk mengklaim Taiwan melalui berbagai insentif ekonomi dan tekanan militer.

"Kami siap untuk menciptakan ruang yang luas untuk reunifikasi damai, tetapi kami tidak akan meninggalkan ruang untuk kegiatan separatis dalam bentuk apa pun," kata buku putih itu.

"Kami tidak akan meninggalkan penggunaan kekuatan, dan kami memiliki opsi untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan," sebut buku putih tersebut, seperti dikutip Channel News Asia.

Baca Juga: Simulasi Serangan Musuh, Taiwan Adakan Latihan Militer Tembakan Langsung

"Kami hanya akan dipaksa untuk mengambil tindakan drastis untuk menanggapi provokasi elemen separatis atau kekuatan eksternal jika mereka melewati garis merah kami," tulis buku putih itu.

China terakhir mengeluarkan buku putih tentang Taiwan pada 2000.

Hubungan antara China dan Taiwan memburuk secara signifikan sejak Tsai Ing-wen menjadi Presiden Taiwan pada 2016. Tsai dan Partai Progresif Demokratiknya tidak menganggap Taiwan sebagai bagian dari China.

Editor: S.S. Kurniawan