KONTAN.CO.ID - BEIJING/WASHINGTON. Hubungan Amerika Serikat dengan China semakin memanas terkait balon mata-mata. Kini, giliran China yang mengatakan pada hari Senin bahwa balon AS telah terbang di atas wilayah udaranya tanpa izin lebih dari 10 kali sejak awal tahun 2022. Tudingan China itu mendapat bantahan keras dari Washington. Melansir Reuters, tuduhan China memperburuk perselisihan dengan Amerika Serikat yang dimulai pada awal Februari setelah militer AS menembak jatuh apa yang dikatakannya sebagai balon mata-mata China. Insiden tersebut juga mendorong diplomat top AS Antony Blinken membatalkan perjalanan ke Beijing yang dirancang untuk meredakan ketegangan.
"Sejak tahun lalu, balon AS telah melakukan lebih dari 10 penerbangan ilegal ke wilayah udara China tanpa persetujuan dari departemen terkait China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada pengarahan reguler di Beijing sebagai tanggapan atas pertanyaan dari wartawan. Dia menambahkan, “AS perlu merenungkan dirinya sendiri dan mengubah praktiknya yang salah. Kami berhak untuk mengambil cara yang diperlukan untuk menangani insiden yang relevan,” tambahnya. Wang tidak secara khusus menggambarkan balon tersebut sebagai balon milik militer atau untuk tujuan spionase dan tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Baca Juga: Militer AS Tembak Benda Silinder yang Tak Dikenal di Langit Kanada Dia juga menghindari pertanyaan tentang sebuah laporan di The Paper, sebuah outlet media China, yang mengatakan China sedang bersiap-siap untuk menurunkan sebuah benda tak dikenal yang terbang di atas perairannya di dekat kota pelabuhan Qingdao. Ditanya bagaimana China menanggapi serangan semacam itu, Wang mengatakan tanggapannya "bertanggung jawab dan profesional". Gedung Putih segera membantah tuduhan China. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson mengatakan pernyataan tersebut sebagai upaya pengendalian kerusakan oleh Beijing. “Setiap klaim bahwa pemerintah AS mengoperasikan balon pengawasan di RRC (Republik Rakyat China) adalah salah,” katanya dalam sebuah pernyataan. Dia juga bilang, “China-lah yang memiliki program balon pengawasan ketinggian tinggi untuk pengumpulan intelijen, yang terhubung dengan Tentara Pembebasan Rakyat, yang telah digunakan untuk melanggar kedaulatan Amerika Serikat dan lebih dari 40 negara di lima benua.” China telah gagal memberikan penjelasan yang kredibel untuk gangguan tersebut, tambahnya. Sebelumnya, juru bicara keamanan nasional John Kirby mengatakan dalam sebuah wawancara televisi: “Sama sekali tidak benar. Kami tidak menerbangkan balon di atas China.”
Baca Juga: Joe Biden: Balon Mata-Mata China Bukan Ancaman Besar Departemen Pertahanan AS tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Sementara itu, militer Taiwan pada hari Senin mengatakan pihaknya berhak untuk menembak jatuh setiap balon China yang dianggap sebagai ancaman. Financial Times yang mengutip seorang pejabat senior dari Taiwan melaporkan bahwa penerbangan balon di wilayah pulau itu oleh militer China sering terjadi, salah satunya terjadi dalam beberapa minggu terakhir. Perangkat itu muncul di wilayah udara Taiwan sebulan sekali, kata pejabat lain. “Kementerian memiliki peraturan dalam hal tanggapan dan akan terus merevisi peraturan pada waktu yang tepat untuk menanggapi ancaman baru seperti balon,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Sun Li-fang melalui sambungan telepon. “Militer akan mengambil langkah-langkah yang tepat, termasuk menembak jatuh ancaman, sesuai dengan tingkat kepeduliannya,” tambahnya.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie