China Batasi Gaji Pengelola Dana



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Era gaji gede di perusahaan pengelola dana di China akan segera berakhir. Sejalan dengan kampanye kemakmuran bersama yang diusung Presiden China Xi Jinping, muncul aturan pembatasan gaji yang harus diikuti oleh pengelola dana.

Menurut sumber Bloomberg, konglomerasi keuangan terbesar di China meminta staf senior untuk tidak menerima bonus yang ditangguhkan. Bahkan dalam beberapa kasus, perusahaan meminta staf untuk mengembalikan gaji dari tahun-tahun sebelumnya demi mematuhi batas maksimal gaji sebelum pajak sebesar 2,9 juta yuan, atau setara Rp 6,54 miliar.

Sumber menambahkan, sejumlah entitas BUMN China telah menyampaikan panduan baru tersebut kepada karyawan di beberapa unit mereka dalam beberapa minggu terakhir. Entitas tersebut di antaranya China Merchants Group, China Everbright Group dan Citic Group Corp. 


Baca Juga: Pendapatan Bisnis M&A di Asia Merosot ke Level Terendah

Sumber juga menyebut jika beberapa pengelola reksadana juga ditekan untuk mengembalikan gaji yang tidak sesuai dengan yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya. China menuduh para pekerja keuangan, bankir investasi dan manajer dana mendapat penghasilan tinggi serta hidup hedonis alias bergaya hidup mewah. 

Para pekerja keuangan jadi yang paling terpukul oleh kampanye distribusi kekayaan yang digaungkan Xi. Di bawah kendali Partai Komunis, pelaku industri keuangan China yang bernilai US$ 66 triliun, terutama bank dan broker, terus ditekan untuk memangkas gaji dan tunjangan lain. 

Bayaran tinggi

Sumber Bloomberg mengatakan, beberapa manajer reksadana China mengusulkan pembatasan gaji staf sekitar 3 juta yuan. Tapi jumlah entitas keuangan yang tunduk dan terdampak pada pedoman saat ini belum diketahui.

Banyak eksekutif perusahaan keuangan China mendapat bayaran tinggi. Menurut laporan tahunan, seluruh eksekutif senior di komite manajemen Citic Securities Co,  unit dari Citic Group, memperoleh penghasilan lebih dari 3 juta yuan tahun lalu. Chairman Citic Securities Zhang Youjun memperoleh 5 juta yuan. Mayoritas nilai itu berasal dari bonus yang ditangguhkan

Pemerintah China menggaungkan kampanye kemakmuran bersama, seiring babak baru pemeriksaan antikorupsi terhadap sejumlah bank besar, bank sentral dan regulator utama di negara ini. Ini penyelidikan pertama sejak pemeriksaan pada tahun 2021. 

Baca Juga: Wah Sri Mulyani Sudah Bayar Gaji Ke-13 Senilai Rp 34 Triliun

Otoritas fokus ke korupsi di kalangan kader dan eksekutif perusahaan. Setidaknya ada 130 pejabat keuangan dan eksekutif yang diselidiki atau dihukum di 2023.

Editor: Avanty Nurdiana