KONTAN.CO.ID - China, melalui perusahaan milik negara COFCO, dilaporkan membeli tiga kargo kedelai dari Amerika Serikat. Langkah ini menjadi pembelian pertama China dari panen kedelai AS tahun ini, dan waktunya bertepatan dengan rencana pertemuan puncak antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Menurut Reuters, pembelian ini terjadi di tengah tensi perang dagang yang telah merugikan petani AS hingga miliaran dolar akibat kehilangan pasar ekspor utama mereka—padahal mayoritas petani tersebut merupakan basis dukungan kuat Trump.
Pembelian Simbolis atau Sinyal Perdamaian?
Dampak Perang Dagang bagi Petani AS
Ketiadaan permintaan dari China musim ini menjadi pukulan berat bagi petani AS. Meski baru menyelesaikan panen besar, mereka kesulitan menjual hasilnya karena pasar ekspor utama menghilang. Biaya pupuk, benih, tenaga kerja, dan peralatan terus meningkat, sementara harga jual melemah. Bahkan, Gubernur Illinois J.B. Pritzker mengeluarkan perintah eksekutif yang menyatakan adanya krisis perdagangan pertanian, dengan potensi kerugian mencapai US$ 100–200 per acre. Biasanya, musim puncak ekspor kedelai AS berlangsung antara Oktober hingga Januari. Namun, akibat ketegangan dagang, China justru menghindari panen musim gugur AS dan beralih ke pemasok Amerika Selatan. Baca Juga: Jelang Pertemuan Trump–Xi, Ketegangan AS–China Dibayangi Kepentingan Ekonomi & TaiwanChina Masih Andalkan Kedelai Brasil
China—yang menyerap lebih dari 60% impor kedelai dunia—telah menyelesaikan sebagian besar pembelian dari Brasil dan Argentina hingga November. Diperkirakan, kebutuhan tambahan untuk Desember–Januari hanya kecil, terutama menjelang panen Brasil berikutnya. Pedagang memperkirakan China masih membutuhkan sekitar 5 juta ton untuk pengiriman akhir tahun, namun harga dan kualitas kedelai Brasil dianggap lebih kompetitif karena kandungan proteinnya lebih tinggi.Strategi Cadangan Nasional China
Meski volume pembelian komersial terbatas, analis memperkirakan China tetap akan membeli sekitar 8 juta ton kedelai AS untuk cadangan strategis nasional, melalui perusahaan negara seperti Sinograin. Nilai transaksi tersebut diperkirakan mencapai US$ 4 miliar. Langkah ini dinilai bukan hanya strategi ekonomi, tetapi juga sinyal politik menjelang pertemuan Trump-Xi, untuk menunjukkan kesiapan Beijing menurunkan eskalasi dagang—tanpa kehilangan posisi tawar di meja negosiasi. Tonton: Di Malaysia, AS China Sepakat Redakan Perang DagangKesimpulan
- Reuters
- Chicago Board of Trade (CBOT)
- Departemen Pertanian AS (USDA)