BEIJING. China berambisi menjadikan yuan sebagai mata uang utama di kawasan Asia. Dua sumber eksekutif Reuters membocorkan, Beijing tengah melobi 10 negara anggota ASEAN untuk menandatangani perjanjian dagang menggunakan mata uang yuan. Saat ini, sebagian besar perdagangan masih berkiblat pada dollar Amerika Serikat (AS). Lobi ke ASEAN dianggap menjadi salah satu langkah kampanye China membentuk yuan menjadi mata uang utama di kawasan Asia khususnya Asia Tenggara. "Kerangka perjanjian antara ASEAN-China membuka jalan bagi industri perbankan di kedua kawasan menerapkan yuan sebagai mata uang
swap," tutur dua sumber yang mengetahui secara langsung perjanjian ini dibuat.
"Tentu saja, kesepakatan tersebut merupakan pondasi China menjadikan yuan sebagai mata uang regional ," ungkap sumber pertama yang enggan disebut namanya karena tidak memiliki kapasitas berbicara pada wartawan. China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia berambisi memperbesar peranan yuan di pasar internasional dan melakukan diversifikasi cadangan devisa terbesar di dunia. Pada kuartal tiga 2011, cadangan devisa China melonjak dari US$ 4,2 miliar menjadi US$ 3,2 triliun. ASEAN merupakan mitra terbesar ketiga bagi China. Jika skenario pertama yaitu membujuk ASEAN berhasil, Beijing akan melanjutkan lobi secara individual dengan negara-negara anggota ASEAN. Tujuannya, agar mereka mengangguk setuju bahwa yuan dijadikan
currency swap kawasan. Saat ini, China sudah berhasil melakukan perjanjian
bilateral swap dengan tiga negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura. Thailand, masih menurut sumber yang sama, di bidik China sebagai negara berikutnya yang meneken perjanjian
swap. Belum jelas kapan perjanjian tersebut persis ditandatangani. "Tapi bisa terjadi pada akhir tahun ini atau awal tahun depan," tuturnya. Hingga berita ini diturunkan, dua institusi yang terlibat langsung yaitu Bank Central China dan Departemen Perdagangan menolak berkomentar. Transaksi reminbi melonjak Sedikit kilas balik, pada 2009 China meluncurkan program percontohan pada beberapa perusahaan di sejumlah provinsi. Mereka melakukan kegiatan ekspor impor menggunakan mata uang yuan. Melalui program ini, pada prinsipnya perusahaan China menggunakan reminbi dalam bertransaksi dengan
counterparty di negara manapun. Program tersebut dicoba antara ASEAN dengan provinsi Yunnan dan Guangxi China Selatan. Rupanya program tersebut berhasil dan terus berkembang. Pada semester I 2011 perdagangan berdenominasi yuan terus membengkak dan menyumbang 8,9% atau 957,57 miliar yuan dari total volume perdagangan China. Perjanjian antara China dan negara-negara tetangga juga disinyalir menjadi upaya China mempromosikan renminbi sebagai mata uang cadangan global setelah dollar AS. Renminbi yang berarti mata uang masyarakat adalah nama lain yuan.
Sejak China menjalankan defisit perdagangan dengan negara-negara ASEAN setidaknya beberapa negara terus menumpuk yuan. "China berniat agar bank sentral di ASEAN mau menggenggam cadangan devisa valuta asing dalam bentuk yuan," beber sang sumber. Hingga kini, China adalah mitra dagang ASEAN yang terbesar. Transaksi perdagangan keduanya naik hingga 26,4% dalam sembilan bulan pertama 2011 menjadi US$ 267 miliar dengan surplus perdagangan mencapai US$ 18,9 miliar. "Perdagangan antara China dan negara-negara ASEAN akan tumbuh 20%-30% selama tiga tahun mendatang," ramal Wang Rujun, seorang ekonom Cina. Informasi saja, perjanjian China-ASEAN Free Trade diberlakukan pada Januari 2010.
Editor: