China Berencana Atur Investasi Dana Pensiun Swasta Melalui Reksadana



KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Regulator sekuritas China mengusulkan untuk mengatur investasi dana pensiun swasta melalui reksadana. Aturan tersebut bakal menetapkan kriteria untuk produk yang memenuhi syarat dan agen penjualan di bawah skema yang akan menyalurkan tabungan baru ke pasar modal di China.

Rancangan aturan yang diterbitkan oleh Komisi Regulasi Sekuritas China (CSRC) muncul setelah pada April lalu, Beijing meluncurkan skema dana pensiun swasta untuk mengatasi tantangan populasi yang menua.

Di bawah skema tersebut, warga China yang memenuhi syarat dapat membeli reksadana, tabungan, dan produk asuransi melalui rekening pensiun individu mereka sendiri, yang berpotensi meningkatkan pasar dana pensiun yang telah memikat fund manager asing termasuk Fidelity International dan BlackRock.


“Aturan yang diusulkan telah menetapkan standar yang relatif tinggi untuk produk dan institusi, dan dirancang untuk memastikan keamanan investasi dana pensiun dan melindungi kepentingan investor," kata CSRC dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters, Minggu (26/6).

Baca Juga: Makin Tegang, AS Terbangkan Pesawat Pengintai Poseidon di Atas Selat Taiwan

Awalnya, CSRC menyebut dana pensiun dengan aset sedikitnya 50 juta yuan setara US$ 7,48 juta selama empat kuartal terakhir memenuhi syarat di bawah skema pensiun percontohan. Saat ini, ada 91 dana pensiun yang memenuhi kriteria CSRC, menurut TF Securities.

Selain itu, fund manager dan agen penjualan yang berpartisipasi dalam bisnis pensiun swasta harus mengatur sistem pengendalian internal, mengadopsi insentif jangka panjang, dan memastikan operasi independen dari aset pensiun, sesuai dengan aturan.

Konsultan independen memperkirakan, pasar pensiun swasta China akan tumbuh setidaknya US$ 1,7 triliun pada tahun 2025, dari US$ 300 miliar yang ada saat ini.

Dalam 20 tahun, 28% populasi China akan berusia lebih dari 60 tahun, naik dari 10% dari saat ini. Ini menjadikannya salah satu populasi yang menua paling cepat di dunia, menurut WHO.

Editor: Anna Suci Perwitasari