JUBA. China bersedia memberikan pinjaman senilai US$ 8 miliar untuk Sudan Selatan. Pinjaman yang akan dikucurkan selama dua tahun ke depan itu untuk pengembangan proyek infrastruktur.Juru bicara pemerintah Sudan Selatan Barnaba Marial Benjamin mengungkapkan, dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan jalan, pertanian, pembangkit listrik tenaga air, infrastruktur dan telekomunikasi. Perusahaan China yang akan membangun proyek-proyek tersebut. Namun, dia menolak mengungkapkan soal bunga pinjaman itu.Cina telah meneken perjanjian untuk menyediakan dana tersebut, ketika Presiden Sudan Selatan Salva Kiir berkunjung ke Beijing pada 23 April-26 April lalu. "Ini kunjungan yang sangat sukses. Dana ini datang di saat yang tepat," ujar Benjamin di Juba, hari ini.Ketika mendeklarasikan kemerdekaannya pada 9 Juli, Sudan Selatan mengakuisisi tiga perempat dari total produksi minyak negara Sudan yang mencapai 490.000 barel per hari. Jaringan pipa ekspor dan fasilitas pengolahan tetap berada di Sudan, dan kedua negara telah menyepakati biaya untuk penggunaan infrastruktur. Sebelumnya, Sudan Selatan sempat kehilangan 98% dari pendapatan, saat produksi dihentikan pada Januari lalu. Itu terjadi setelah mereka menuduh Sudan mencuri minyak senilai US$ 850 juta. Sementara, Sudan menyatakan, penyitaan minyak mentah itu dilakukan untuk menebus biaya yang belum dibayarkan.Kiir bersama pejabat China telah membahas rencana Sudan Selatan untuk membangun jaringan pipa ekspor yang melewati Sudan. "China tidak setuju untuk membiayai proyek semacam itu. Namun, mereka akan mempertimbangkan fakta pentingnya untuk memiliki pipa alternatif," kata Benjamin.
China beri pinjaman US$ 8 M bagi Sudan Selatan
JUBA. China bersedia memberikan pinjaman senilai US$ 8 miliar untuk Sudan Selatan. Pinjaman yang akan dikucurkan selama dua tahun ke depan itu untuk pengembangan proyek infrastruktur.Juru bicara pemerintah Sudan Selatan Barnaba Marial Benjamin mengungkapkan, dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan jalan, pertanian, pembangkit listrik tenaga air, infrastruktur dan telekomunikasi. Perusahaan China yang akan membangun proyek-proyek tersebut. Namun, dia menolak mengungkapkan soal bunga pinjaman itu.Cina telah meneken perjanjian untuk menyediakan dana tersebut, ketika Presiden Sudan Selatan Salva Kiir berkunjung ke Beijing pada 23 April-26 April lalu. "Ini kunjungan yang sangat sukses. Dana ini datang di saat yang tepat," ujar Benjamin di Juba, hari ini.Ketika mendeklarasikan kemerdekaannya pada 9 Juli, Sudan Selatan mengakuisisi tiga perempat dari total produksi minyak negara Sudan yang mencapai 490.000 barel per hari. Jaringan pipa ekspor dan fasilitas pengolahan tetap berada di Sudan, dan kedua negara telah menyepakati biaya untuk penggunaan infrastruktur. Sebelumnya, Sudan Selatan sempat kehilangan 98% dari pendapatan, saat produksi dihentikan pada Januari lalu. Itu terjadi setelah mereka menuduh Sudan mencuri minyak senilai US$ 850 juta. Sementara, Sudan menyatakan, penyitaan minyak mentah itu dilakukan untuk menebus biaya yang belum dibayarkan.Kiir bersama pejabat China telah membahas rencana Sudan Selatan untuk membangun jaringan pipa ekspor yang melewati Sudan. "China tidak setuju untuk membiayai proyek semacam itu. Namun, mereka akan mempertimbangkan fakta pentingnya untuk memiliki pipa alternatif," kata Benjamin.