KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski menguat, nilai tukar rupiah masih sulit tembus ke bawah Rp 15.000 per dolar AS. Jumat lalu (27/9), nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 0,26% ke level Rp 15.125 per dolar Amerika Serikat (AS). Analis menilai, stimulus ekonomi China bisa menjadi pendorong penguatan rupiah. Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, mengatakan secara global masih ada ketidakpastian geopolitik, dan tensi Timur Tengah kian menambah kekhawatiran perang berikutnya. Hal ini kemudian membuat investor global bersikap risk off dan cenderung memburu dolar sebagai aset. Di sisi lain tensi memanas di Timur Tengah membuat investor menahan diri untuk masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia.
China Berikan Stimulus Ekonomi, Begini Dampaknya ke Rupiah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski menguat, nilai tukar rupiah masih sulit tembus ke bawah Rp 15.000 per dolar AS. Jumat lalu (27/9), nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 0,26% ke level Rp 15.125 per dolar Amerika Serikat (AS). Analis menilai, stimulus ekonomi China bisa menjadi pendorong penguatan rupiah. Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, mengatakan secara global masih ada ketidakpastian geopolitik, dan tensi Timur Tengah kian menambah kekhawatiran perang berikutnya. Hal ini kemudian membuat investor global bersikap risk off dan cenderung memburu dolar sebagai aset. Di sisi lain tensi memanas di Timur Tengah membuat investor menahan diri untuk masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia.