China Berinvestasi US$ 32,8 Miliar



JAKARTA. Untuk kesekian kalinya, para investor asal China menjanjikan merealisasikan investasi di berbagai sektor industri di Indonesia. Sejumlah perusahaan asal China juga menyatakan bekerjasama dengan perusahaan di Indonesia untuk merealisasikan investasi senilai US$ 32,8 miliar mulai akhir tahun ini hingga tahun 2014.

Menteri Perindustrian MS Hidayat bilang, pekan ini, tepatnya Kamis (3/10) nanti, akan diadakan penandatanganan kerjasama investasi atawa joint investment dari 23 perusahaan asal Indonesia dan China. Sejumlah perusahaan tersebut akan merealisasikan 21 proyek di berbagai wilayah di Indonesia.

Beberapa sektor investasi yang diincar dalam proyek kerjasama investasi ini antara lain proyek hilirisasi mineral, sektor telekomunikasi, perkeretaapian, hingga perumahan dan properti. "Ini menandai era baru kerjasama industri kedua negara setelah sebelumnya mayoritas hanya dari sektor perdagangan," kata Hidayat, Selasa (1/10).


Sebagian besar perusahaan yang ikut dalam skema kerjasama investasi dua negara ini akan menggarap sektor hilirisasi mineral. Setidaknya, kata Hidayat, bakal ada sembilan perusahaan yang akan bekerjasama dalam pengolahan bijih besi, bauksit, dan nikel.

Kerjasama investasi ini, kata Hidayat, akan memungkinkan implementasi berbagai proyek investasi akan lebih pasti. Sebab, dalam skema kerjasama ini, ada perjanjian yang lebih mengikat ketimbang hanya sekadar nota kesepahaman yang tidak memiliki kekuatan mengikat dalam pelaksanaannya.

Sayang, Hidayat masih enggan membeberkan perusahaan mana saja yang ikut bergabung dalam kerjasama investasi ini. Tapi, kabarnya beberapa perusahaan besar seperti Grup Sinar Mas akan bekerjasama dengan China Development Bank di bidang pulp and paper di Sumatra Selatan. PT Indika Energy juga dikabarkan akan membangun infrastruktur di Papua dan Kalimantan Tengah.

Catatan saja, tahun lalu, investasi China di Indonesia hanya sebesar US$ 141 juta, naik 10% dari 2011 yang sebesar US$ 128,2 juta. Dari sisi perdagangan ekspor non migas Indonesia ke China, pada semester I-2013 tercatat sebesar US$ 10,09 miliar. Sebaliknya, impor asal China mencapai US$ 14,42 miliar.

Direktur Jenderal Kerjasama Industri Internasional Kemperin, Agus Tjahajana bilang, pengusaha China mulai tertarik membenamkan investasinya di Indonesia lantaran pemerintah mencanangkan program pembatasan ekspor mineral. "Ekspor minerba kita ke China adalah salah satu yang terbesar. Sehingga, jika pasokan terhenti, hal itu akan berdampak pada industri di China," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi