KONTAN.CO.ID - BEIJING. China mengumumkan penerapan tarif impor baru terhadap produk pertanian dan makanan dari Kanada senilai lebih dari US$2,6 miliar pada Sabtu (8/3). Keputusan ini merupakan bentuk balasan terhadap tarif yang diberlakukan oleh Ottawa pada Oktober 2024, yang menargetkan kendaraan listrik, baja, dan aluminium buatan China. Langkah ini membuka babak baru dalam perang dagang yang semakin intensif, terutama di tengah ketegangan yang dipicu oleh kebijakan tarif pemerintahan Presiden AS, Donald Trump.
Tarif Baru dan Dampaknya terhadap Perdagangan Kanada
Pernyataan Kementerian Perdagangan China
Dalam pernyataan resminya, Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa kebijakan tarif Kanada “melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), bersifat diskriminatif, serta merugikan hak dan kepentingan sah China.” Sebagai tanggapan, China akan menerapkan tarif sebesar:- 100% terhadap lebih dari US$1 miliar impor minyak rapeseed, oil cake, dan kacang polong dari Kanada.
- 25% terhadap produk perikanan dan daging babi dari Kanada senilai US$1,6 miliar.
Strategi China dalam Perang Dagang dengan Kanada
Menurut Dan Wang, Direktur China di Eurasia Group, langkah ini tidak hanya sebagai pembalasan tetapi juga sebagai sinyal bagi Kanada agar tidak terlalu condong ke kebijakan perdagangan AS. Wang menambahkan bahwa keterlambatan China dalam merespons tarif Kanada yang diberlakukan empat bulan lalu menunjukkan bahwa Beijing memiliki prioritas lain, termasuk menangani sengketa dagang dengan AS dan Uni Eropa. Baca Juga: Perang Dagang dengan AS Memanas, China Beralih ke Negara-Negara Ini Sejak Oktober 2024, Kanada telah memberlakukan tarif tinggi terhadap kendaraan listrik, baja, dan aluminium dari China. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, saat itu menyatakan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk melawan “kapasitas produksi berlebihan yang disengaja” oleh China, sejalan dengan langkah serupa dari AS dan Uni Eropa. China membalas dengan meluncurkan penyelidikan anti-dumping terhadap impor canola dari Kanada pada September 2024. Lebih dari separuh ekspor canola Kanada ditujukan ke China, dengan nilai perdagangan mencapai US$3,7 miliar pada 2023. Menurut Rosa Wang, analis dari JCI, fakta bahwa canola tidak termasuk dalam daftar tarif baru menunjukkan bahwa Beijing masih ingin menjaga opsi dialog terbuka dengan Kanada.Dampak terhadap Sektor Ekspor Kanada
China adalah mitra dagang terbesar kedua bagi Kanada setelah Amerika Serikat. Berdasarkan data bea cukai China, Kanada mengekspor barang senilai US$47 miliar ke China pada 2024. Penerapan tarif ini diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap industri pertanian dan perikanan Kanada:- Industri Daging Babi:
- China adalah pasar ekspor daging babi terbesar ketiga bagi Kanada. Menurut Cam Dahl, Manajer Umum Dewan Babi Manitoba, tarif baru akan menyebabkan penurunan permintaan produk-produk seperti kepala babi yang sulit dijual di pasar lain.
- Sektor Canola:
- Chris Davison, Presiden Dewan Canola Kanada, menyatakan bahwa tarif ini akan berdampak besar pada industri canola Kanada. Ia juga menyerukan agar pemerintah Kanada memberikan dukungan finansial bagi petani yang terdampak.