China bisa jadi topangan aluminium



JAKARTA. Harga aluminium kembali merangkak naik di awal pekan. Dugaan analis penguatan harga aluminium bisa terus berlanjut hingga akhir tahun nanti.

Mengutip Bloomberg, Senin (14/12) pukul 12.27 WIB harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange terangkat 0,74% ke level US$ 1.493 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Harga ini pun sudah terdongkrak 0,53% dalam sepekan terakhir.

Ibrahim, Pengamat Komoditas PT SoeGee Futures menuturkan penguatan yang terjadi datang dari topangan indikator ekonomi China yang positif pada Sabtu (12/12) lalu. Salah satu yang menjadi daya topang signifikan adalah data produksi industri China November 2015 yang naik dari 5,6% ke level 6,2%.


Tidak hanya itu data lainnya juga positif seperti fixed asset investment November 2015 tumbuh stabil 10,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Terakhir penjualan ritel November 2015 yang naik dari 11,0% di November 2014 menjadi 11,2%.

“Komoditas logam industri memang akan positif mengikuti suntikan tenaga dari Negeri Tirai Bambu,” tutur Ibrahim. Memang ini terbukti, dari sajian data terkini LME Preview pukul 12.27 WIB harga tembaga merangkak naik 0,20% ke level US$ 4.713 per metrik ton, nikel naik 0,80% di level US$ 8.760 per metrik ton, dan timah juga melesat 0,70% ke level US$ 14.700 per metrik ton.

Meski bayang-bayang pelemahan masih mengintai dari spekulasi kenaikan suku bunga The Fed yang akan diumumkan Kamis (17/12) esok, namun diduga peluang harga aluminium terangkat masih terbuka. “Ada potensi harga membaik meski tidak signifikan,” duga Ibrahim.

Berkaca dari keputusan rencana produsen-produsen ini serta harapan membaiknya permintaan dari China. Pasalnya, memasuki pengujung tahun proyek pemerintah di negeri tirai bambu akan digenjot. Terutama di sektor infrastruktur. “Ini membutuhkan logam industri seperti aluminium dalam jumlah yang tidak sedikit dan diharapkan bisa menyedot pasokan yang ada di pasar,” tutur Ibrahim.

Selain itu, nantinya setelah jelas keputusan arah moneter The Fed yang akan diputuskan pada 17 Desember 2015 mendatang, spekulasi di pasar akan mereda. Tentunya itu akan mengurangi beban bagi harga komoditas seperti aluminium.

“Jika The Fed menaikkan suku bunga, tekanan hanya beberapa hari. Jika kembali ditunda sudah pasti harga akan melambung,” jelas Ibrahim.

Untuk itu Ibrahim menduga harga aluminium di akhir tahun berpotensi merangkak naik ke level US$ 1.620 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto