China dan AS Disebut Akan Membahas Pengendalian Senjata Nuklir Pekan Depan



KONTAN.CO.ID - China dan Amerika Serikat dikabarkan akan membahas mengenai pengendalian nuklir dalam pertemuan puncak pekan depan. 

Wall Street Journal melaporkan pada hari Rabu (1/11) bahwa pembicaraan tersebut akan dimulai pada hari Senin pekan depan. AS akan diwakili oleh Mallory Stewart, pejabat senior Departemen Luar Negeri, sementara China diwakili Sun Xiaobo, kepala Departemen Pengendalian Senjata di Kementerian Luar Negeri

Pada hari Senin (30/10), Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa kedua negara akan mengadakan konsultasi mengenai pengendalian senjata dan non-proliferasi dalam beberapa hari mendatang. Disebutkan juga akan ada pembicaraan terpisah mengenai urusan maritim dan masalah lainnya.


Baca Juga: China Hapus Nama Israel dari Peta

Untuk sementara belum ada tanggapan resmi dari China dan AS mengenai kabar adanya dialog terkait pengendalian senjata nuklir pekan depan.

Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, pada tahun 2021 pernah mengatakan bahwa presiden AS dan China telah sepakat untuk mulai meneruskan diskusi mengenai stabilitas strategis. 

Hal ini merujuk pada kekhawatiran AS mengenai pengembangan senjata nuklir di China.

Namun, saat itu Gedung Putih dengan cepat mengatakan bahwa diskusi tersebut tidak akan menyerupai pembicaraan formal pengurangan senjata seperti yang dilakukan AS dengan Rusia.

Baca Juga: Pentagon: China Punya Lebih dari 500 Hulu Ledak Nuklir Operasional

Bulan lalu Pentagon melaporkan bahwa China telah memiliki 500 hulu ledak nuklir. Jumlah itu diprediksi akan berlipat ganda menjadi 1.000 pada tahun 2030.

Pentagon menyebut jumlah besar hulu ledak nuklir China itu diperoleh dari percepatan produksi yang mereka lakukan pada tahun 2022. Jumlah 500 hulu ledak akhirnya bisa tercapai pada bulan Mei 2023.

Meski jumlahnya terlihat besar, sebenarnya AS memiliki hulu ledak nuklir yang jauh lebih besar. 

Federasi Ilmuwan Amerika mengatakan AS memiliki persediaan sekitar 3.700 hulu ledak nuklir, di bawahnya ada Rusia yang memiliki 1.550 hulu ledak nuklir.