China dan Eropa Diskusi Penerapan Tarif Impor



KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. China dan Uni Eropa sepakat untuk memulai pembicaraan mengenai rencana pengenaan tarif terhadap kendaraan listrik (EV) buatan China yang diimpor ke pasar Eropa. Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan telah diberitahu oleh komisaris Uni Eropa Valdis Dombrovskis akan ada negosiasi konkret mengenai tarif dengan China.

Konfirmasi ini muncul setelah Menteri Perdagangan China, seperti dikutip Reuters, bersama  Dombrovskis, Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa telah sepakat memulai pembicaraan mengenai penyelidikan anti-subsidi Uni eropa terhadap kendaraan listrik China. 

"Ini merupakan hal baru dan mengejutkan, karena sulit menjadwalkan perundingan dalam beberapa minggu terakhir," kata Robert Habeck Menteri Ekonomi Jerman.


Baca Juga: Xi dan Putin Cetak Skor, Semakin Banyak Negara Asia yang Ingin Gabung dengan BRICS

Habeck mengatakan, pembicaraan tersebut adalah langkah pertama, dari banyak hal yang harus dibahas. "Kami masih jauh dari akhir, tapi setidaknya ini adalah langkah pertama yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan," kata Habeck.

Subsidi berlebihan

Uni Eropa terbuka untuk berdiskusi mengenai tarif Uni Eropa terhadap ekspor asal China. Kunjungan Habeck adalah yang pertama dilakukan pejabat senior Eropa sejak Brussels mengusulkan bea masuk yang besar terhadap impor kendaraan listrik buatan China dalam rangka memerangi subsidi berlebihan.

Habeck mengatakan, ada waktu untuk berdialog antara UE dan China mengenai masalah tarif, sebelum tarif ini berlaku sepenuhnya pada November 2024.

Uni Eropa mengenakan bea masuk sementara sebesar 38,1% terhadap kendaraan listrik China,  akan berlaku pada tanggal 4 Juli. Sedangkan penyelidikan akan berlanjut hingga 2 November, ketika bea masuk definitif berlaku, untuk masa lima tahun.

Habeck menambahkan, subsidi berlebihan China kepada industri mobil listriknya, tidak dapat diterima. Usulan tarif terhadap barang China bukanlah sebuah hukuman.

Habeck mengatakan Komisi Eropa selama sembilan bulan telah memeriksa secara rinci perusahaan China yang mendapat keuntungan dari kebijakan subsidi tersebut. Kebijakan bea masuk tinggi Uni Eropa ini merupakan tindakan untuk mengkompensasi keuntungan perusahaan China.

Baca Juga: Xi dan Putin Cetak Skor, Semakin Banyak Negara Asia yang Ingin Gabung dengan BRICS

Zheng Shanjie, ketua Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China menilai, tuduhan pemberian subsidi yang tidak adil tidak berdasar. Sebab, ini yang dilakukan China atas keunggulan komprehensif teknologi, pengelolaan pasar dan rantai pasok.       

Editor: Avanty Nurdiana