China dan Rusia jual terus US Treasury



WASHINGTON. Sejumlah negara mengurangi kepemilikan di surat utang negara Amerika Serikat (AS) atau US Treasury.  China dan Rusia memimpin pengurangan kepemilikan di US Treasury.

Memang, China masih menjadi negara asing pemilik US Treasury terbesar, yakni US$ 1,24 triliun. Tapi, angka ini turun dari level tertinggi pada Januari 2014 sebesar US$ 1,27 triliun.

Level ini bahkan merupakan level terendah dalam dua tahun terakhir. China mengurangi kepemilikan di US Treasury dalam empat bulan berturut-turut hingga akhir 2014.


Rusia pun terus menjual US Treasury dalam empat bulan berturut-turut. Kepemilikan Rusia di surat utang AS turun menjadi US$ 86 miliar per Desember 2014 dibandingkan dengan US$ 138,6 miliar per akhir tahun 2013.

Kepemilikan Rusia ini merupakan level terendah sejak 2008. Rusia perlu dana besar untuk intervensi nilai tukar yang merosot hingga 40% dalam setahun terakhir.

Hiroki Shimazu, ekonom Senior SMBC Nikko Securities bilang, negara-negara berkembang menghadapi nilai tukar yang melemah. "Mereka harus menjual dollar AS untuk membeli mata uang mereka," kata dia kepada Bloomberg.

Shimazu memperkirakan, China dan Rusia menggunakan strategi ini untuk menahan dampak pelemahan nilai mata uang terhadap inflasi.

Bank-bank sentral asing merupakan para pembeli US Treasury dalam jumlah besar. Bank-bank ini mulai mengurangi kepemilikan menjadi US$ 2,92 triliun pada pekan lalu. Ini merupakan level terendah sejak Maret 2014.

Taiwan pun tercatat menurunkan kepemilikan US Treasury menjadi US$ 174,4 miliar dibanding tahun sebelumnya US$ 182,2 miliar.

Thailand juga menjual US Treasury. Kepemilikan Negara Gajah Putih di US Treasury turun menjadi US$ 33,2 miliar dibanding dengan tahun sebelumnya US$ 51,7 miliar.

Editor: Hendra Gunawan