China Desak AS untuk Segera Cabut Semua Tarif atas Barang-Barang Tiongkok



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pada Kamis (5/9/2024), Kementerian Perdagangan China menegaskan, Amerika Serikat harus segera mencabut semua tarif atas barang-barang Tiongkok.

Seruan itu dirilis menjelang pengumuman oleh pemerintahan Biden tentang kenaikan tarif atas barang-barang buatan China, termasuk kendaraan listrik. 

Mengutip Reuters, AS diperkirakan akan membuat keputusan akhir dalam beberapa hari mendatang setelah menunda keputusan dua kali, karena terus meninjau usulan modifikasi pungutan atas barang-barang China yang dikenakan di bawah mantan presiden Donald Trump pada tahun 2018 dan 2019.


Awalnya, bea masuk yang lebih tinggi sebesar 100% untuk kendaraan listrik, 50% untuk semikonduktor dan sel surya, dan 25% untuk baterai lithium-ion dan mineral utama, baja dan aluminium, derek kapal-ke-darat, dan jarum suntik akan mulai berlaku pada tanggal 1 Agustus.

Namun, Kantor Perwakilan Dagang AS pada tanggal 30 Juli menunda penerapannya, dengan mengatakan bahwa mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempelajari lebih dari 1.100 komentar publik dari industri. 

Mereka menetapkan batas waktu baru pada tanggal 31 Agustus, yang selanjutnya ditunda oleh alasan lainnya. 

Baca Juga: Dorong Ekspansi Global, BYD Hadapi Ujian Berat di Jepang

Penundaan terbaru terjadi setelah penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengadakan pembicaraan selama beberapa hari di Beijing, termasuk pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di mana kedua belah pihak menekankan perlunya mengelola hubungan AS-China.

"Memberlakukan tarif pada barang-barang China adalah menambah penghinaan atas luka," kata juru bicara kementerian perdagangan Tiongkok He Yongqian pada konferensi pers rutin pada hari Kamis.

Dia menambahkan, "China telah membuat pernyataan serius kepada Amerika Serikat tentang masalah tarif 301 berkali-kali."

Baca Juga: Persaingan Ketat Industri Alat Berat di Indonesia: Merek China Membanjiri Pasar

Kelompok kerja perdagangan China-AS akan mengadakan pertemuan kedua di kota Tianjin di China utara pada tanggal 7 September 2024. Ini pertemuan untuk pertama kalinya diadakan pada bulan April.

Kedua belah pihak diharapkan untuk melakukan pembicaraan mendalam tentang berbagai topik termasuk kekhawatiran mereka masing-masing tentang kebijakan ekonomi dan perdagangan.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie