KONTAN.CO.ID - TAIPEI. China diperkirakan akan meluncurkan latihan militer di sekitar Taiwan pekan ini, menggunakan pidato Presiden Taiwan, Lai Ching-te, pada Hari Nasional sebagai alasan untuk menekan pulau itu agar menerima klaim kedaulatannya. Hal ini diungkapkan oleh seorang pejabat keamanan Taiwan yang mengutip intelijen dan penilaian pemerintah. Pada bulan Mei lalu, China telah menggelar latihan militer serupa, yang dinamai "Joint Sword - 2024A," tak lama setelah pelantikan Presiden Lai. Latihan tersebut digambarkan Beijing sebagai respons terhadap "tindakan separatis," yang melibatkan pesawat tempur bersenjata dan simulasi serangan.
Baca Juga: Presiden Taiwan Kembali Sampaikan Niat Baik Setelah Latihan Militer China Latihan ini mendapat perhatian internasional, termasuk dari Washington. Lai dijadwalkan memberikan pidato pada 10 Oktober dalam peringatan Hari Nasional ke-113 Republik China, nama resmi Taiwan. Seorang pejabat senior keamanan Taiwan menyatakan bahwa latihan berikutnya mungkin akan diberi nama "Joint Sword - 2024B" dan dilakukan sebagai reaksi atas pidato tersebut. "Apa pun yang dikatakan Lai pada 10 Oktober, mereka mungkin akan menggunakan itu sebagai dalih untuk meluncurkan latihan militer baru," ujarnya. Menurut sebuah memo keamanan internal yang dilihat oleh Reuters, Taiwan memperkirakan China akan menyalahkan "provokasi" Lai dalam pidatonya sebagai alasan untuk meluncurkan latihan tersebut. Baca Juga: Presiden Taiwan Lai Ching-te Minta China Hentikan Ancaman, Beijing: Sinyal Berbahaya Memo itu juga menyoroti bahwa China terus menguji "garis merah" berbagai negara melalui operasi militer yang berhenti sebelum mencapai konflik terbuka. Baik Kementerian Pertahanan Taiwan maupun China belum memberikan tanggapan resmi terkait potensi latihan ini. Kantor Urusan Taiwan di Beijing juga belum memberikan komentar.