KONTAN.CO.ID - BEIJING. Para analis menilai, China diprediksi tidak akan mengambil kebijakan tegas untuk memperkuat nilai tukar yuan yang terus melemah sebagai tanggapan atas wabah virus corona, dengan harapan AS akan menahan diri untuk tidak menyematkan label manipulator mata uang kepada Beijing. Salah satu isi kesepakatan perdagangan fase satu AS-China, yang seluruh persyaratannya akan berlaku paling lambat 14 Februari, adalah komitmen China untuk tidak terlibat dalam devaluasi mata uang kompetitif. Sebagai balasannya, Departemen Keuangan AS akan menghapus label "manipulator mata uang" yang telah diberlakukan terhadap China pada Agustus lalu. Tetapi analis mengatakan, Beijing sekarang mungkin tergoda untuk membiarkan nilai tukar yuan secara bertahap terdepresiasi untuk mendukung ekspor dalam beberapa minggu mendatang. Wabah virus corona menyebabkan pertumbuhan ekonomi di China melambat secara tiba-tiba.
China diramal akan membiarkan yuan keok lebih lanjut, ini penjelasan analis
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Para analis menilai, China diprediksi tidak akan mengambil kebijakan tegas untuk memperkuat nilai tukar yuan yang terus melemah sebagai tanggapan atas wabah virus corona, dengan harapan AS akan menahan diri untuk tidak menyematkan label manipulator mata uang kepada Beijing. Salah satu isi kesepakatan perdagangan fase satu AS-China, yang seluruh persyaratannya akan berlaku paling lambat 14 Februari, adalah komitmen China untuk tidak terlibat dalam devaluasi mata uang kompetitif. Sebagai balasannya, Departemen Keuangan AS akan menghapus label "manipulator mata uang" yang telah diberlakukan terhadap China pada Agustus lalu. Tetapi analis mengatakan, Beijing sekarang mungkin tergoda untuk membiarkan nilai tukar yuan secara bertahap terdepresiasi untuk mendukung ekspor dalam beberapa minggu mendatang. Wabah virus corona menyebabkan pertumbuhan ekonomi di China melambat secara tiba-tiba.