China investasi di industri perkapalan Indonesia



BEIJING. Besarnya permintaan kapal angkut dari sektor pertambangan dan energi mendorong China untuk berinvestasi di Indonesia. Rabu (20/10), dua perusahaan asal Indonesia berhasil menggaet perusahaan asal China untuk membangun kerjasama dalam pengembangan industri perkapalan. Mereka telah meneken memorandum of understanding (MOU) dan selanjutnya akan membangun perusahaan patungan di Indonesia. "Kami berharap, MOU ini bisa memperkuat industri perkapalan Indonesia," kata M.S. Hidayat, Menteri Perindustrian, Rabu (20/10).PT Daya Radar Utama (DRU), sebuah perusahaan industri galangan kapal swasta yang menggeluti bidang pembangunan dan reparasi kapal, kemarin (20/10), menandatangani perjanjian kerja sama dengan Jiangsu Eastern Heavy Industry Co. Ltd. Lewat kerjasama ini, Daya Radar berharap bisa meningkatkan kemampuannya membangun kapal-kapal tanker besar. Kini, Daya Radar Utama baru bisa memproduksi kapal dengan ukuran sampai dengan 3.500 deadweight tonnage (DWT). Adapun, jenis kapal yang diproduksi beragam. Misalnya tug boat, ferry, dan tanker. Sementara itu, Jiangsu Eastern Heavy Industry (JEHI) memiliki fasilitas pembangunan kapal yang mampu membangun kapal dengan ukuran sampai dengan 300.000 DWT. Dengan fasilitas ini, JEHI mampu membangun tiga unit bulk carrier berukuran 176.000 DWT atau dua unit tanker berukuran 300.000 DWT dalam waktu bersamaan. Saat ini, JEHI tengah menggarap pesanan tanker dari Pertamina berukuran 85.000 DWT."Kami berharap, dengan kerjasama ini, kami akan bisa membuat kapal berukuran di atas 30.000 DWT," ujar Amir Gunawan, Presiden Direktur Daya Radar Utama, Rabu (20/10), di Beijing, China.

Menyediakan lahan dan pekerjaNamun, Amir belum bersedia menyebut angka investasi perusahaan patungan yang akan mereka bentuk nanti. Yang pasti Daya Radar tidak akan menyetorkan modal berupa dana tunia. "Kami menyediakan tenaga kerja dan lahan lokasi pabrik," ujarnya.Untuk keperluan itu, Amir mengaku telah menyiapkan lahan seluas 120 hektare di Jawa Timur. Ia menargetkan, pabrik tersebut bisa mulai beroperasi pada 2012 atau dua tahun mendatang. "Kemungkinan nanti bisa menyerap 200.000 tenaga kerja," prediksinya.Sebagai tahap awal kerjasama tersebut, DRU akan mengirimkan sejumlah tenaga kerjanya untuk mempelajari cara pembangunan kapal berukuran besar di JEHI.Selain DRU, PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) juga berhasil menjalin kerjasama dengan Trectebel Gas Engineering (TGE) dan Shanghai Odely Marine Engineer Co Ltd (Odely Marine) untuk mengembangkan sistem penanganan kargo (EPC Cargo Handling System) dan desain kapal tanker LPG. "Kerjasama ini kami harapkan bisa membantu kami dalam memproduksi kapal tanker khusus LPG untuk Pertamina dengan mendatangkan ahli dari sana," ujar Firmansyah A. Direktur Utama DPS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Cipta Wahyana