China ke Uni Eropa: Kami Dorong Perdamaian di Ukraina tapi dengan Cara Kami Sendiri



KONTAN.CO.ID - BRUSSELS/BEIJING. China menawarkan jaminan kepada Uni Eropa pada Jumat (1/4), akan mendorong perdamaian di Ukraina tetapi dengan caranya sendiri, mengalihkan tekanan untuk sikap yang lebih keras terhadap Rusia.

Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan kepada para pemimpin Uni Eropa, Beijing akan mendorong perdamaian dengan "caranya sendiri".

Sementara Presiden China Xi Jinping menyatakan, dia berharap Uni Eropa akan memperlakukan China "secara independen".


Uni Eropa mengatakan kepada China selama pertemuan puncak virtual dengan Li dan Xi untuk tidak mengizinkan Rusia menghindari sanksi yang Barat kenakan atas invasi ke Ukraina.

Baca Juga: Presiden Ukraina: Pasukan Rusia yang Mundur Ciptakan Bencana Total, Tinggalkan Ranjau

"Kami meminta China untuk membantu mengakhiri perang di Ukraina," kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel dalam jumpa pers dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen setelah KTT pertama Uni Eropa-China sejak 30 Desember 2020.

"China tidak bisa menutup mata terhadap pelanggaran Rusia terhadap hukum internasional," ujar Michel, seperti dikutip Reuters. 

"Setiap upaya untuk menghindari sanksi atau memberikan bantuan kepada Rusia akan memperpanjang perang," imbuhnya.

China sedang menjalin hubungan energi, perdagangan, dan keamanan yang lebih dekat dengan Rusia, memposisikan sebagai kekuatan global yang bisa melawan Amerika Serikat. 

Baca Juga: Ukraina Pukul Mundur Pasukan Rusia di Sekitar Kyiv, Rebut Kembali Beberapa Kota

Beberapa minggu sebelum invasi ke Ukraina pada 24 Februari, China dan Rusia mendeklarasikan kemitraan strategis "tanpa batas".

Li mengatakan kepada para pemimpin Uni Eropa, China selalu mendorong perdamaian dan mempromosikan negosiasi serta bersedia untuk terus memainkan peran konstruktif dengan komunitas internasional, CCTV melaporkan. 

Menurut Michel, Uni Eropa dan China sepakat: perang mengancam keamanan global dan ekonomi global.

Hanya, China telah menolak untuk mengutuk tindakan Rusia di Ukraina atau menyebutnya sebagai invasi, dan berulang kali mengkritik sanksi Barat yang mereka sebut ilegal juga sepihak.

Editor: S.S. Kurniawan