KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat terpuruk, harga batubara berhasil bangkit dan berada dalam tren positif belakangan ini. Bahkan kini harga batubara telah kembali ke atas US$ 50 per metrik ton. Mengutip
Bloomberg, Jumat (18/9) pukul 18.00 WIB, harga batubara kontrak pengiriman Oktober 2020 menguat 1,33% ke US$ 57,25 per metrik ton. Bahkan dalam sepekan, harga si hitam sudah meroket 5,72%. Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan harga kali ini disebabkan adanya potensi kenaikan permintaan batubara. Dia menyebut, harga batubara sempat turun karena China memutuskan untuk fokus menggunakan batubara dalam negeri ketimbang ekspor.
Namun kabar terbaru menyebutkan Negeri Tirai Bambu ini akan segera meningkatkan ekspor batubara. Alhasil, harga si hitam kembali menanjak.
Baca Juga: Harga emas spot masih naik di US$ 1.954,36 per ons troi “Terjadi kesepakatan setelah lobi-lobi Indonesia ke China yang meminta China membuka keran ekspor batubaranya disepakati. Dengan potensi menguatnya permintaan, tentu ini menjadi katalis positif dan mengangkat harga batubara,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Jumat (18/9). Dia menambahkan, penguatan harga minyak dunia dalam beberapa hari terakhir juga menjadi katalis positif untuk batubara sebagai komoditas turunan minyak. Meski demikian, dia menilai penguatan harga batubara kali ini tidak akan terjadi secara tajam. Batubara masih akan bergerak fluktuatif karena secara fundamental, permintaan batubara belum stabil. Salah satu faktor utama yang bisa membuat harga batubara kembali perkasa adalah pulihnya permintaan terhadap si hitam. Ibrahim cukup optimistis, harga batubara akan kembali naik. Hanya saja hal tersebut baru akan terjadi menjelang akhir tahun, tepatnya ketika musim dingin mulai tiba. “Kalau masuk ke musim dingin, negara-negara pasti akan meningkatkan cadangan batubara mereka guna mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Di satu sisi, mulai dilakukannya uji coba vaksin juga berpotensi mengangkat sentimen fundamental batubara, terlebih jika uji coba tersebut memberi hasil yang positif,” tambah Ibrahim.
Baca Juga: Proyeksi Goldman Sachs buat harga minyak mentah mendidih Kembali membaiknya aktivitas ekonomi amat diperlukan untuk bisa mengangkat harga batubara lebih tinggi. Ibrahim bilang, kembali berjalannya perusahaan industrial produk sangat berpengaruh terhadap impor batubara yang dijadikan sebagai bahan bakar. Sementara saat ini, hanya di China yang industrial produknya sudah mulai jalan “Dengan berbagai sentimen tersebut, potensi kenaikan harga batubara masih cukup terbuka. Level US$ 60-an per ton merupakan level yang ideal untuk harga batubara pada akhir tahun nanti,” pungkas Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari