China ketatkan kebijakan moneter, harga tembaga anjlok



SINGAPURA. Harga tembaga di London anjlok. Pasalnya, China, negara konsumen tembaga terbesar, kemungkinan akan mengambil sejumlah kebijakan untuk meredam perekonomiannya. Kontrak tembaga di New York dan Shanghai juga naik-turun seiring dengan investor yang memprediksi suplai tidak mampu memenuhi permintaan. Harga tembaga untuk pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange anjlok sebesar 0,4% menjadi US$ 8.582 per metric ton pada pukul 12:03 waktu Singapura setelah sempat naik sebesar 0,9% menjadi US$ 8.691,75 per ton. Pada akhir pekan lalu, harga kontrak tembaga itu menyusut sebesar 3,2%, penurunan intraday terbesar sejak 29 Juni 2010 lantaran dipicu oleh China yang kemungkinan akan terus mengetatkan kebijakan moneternya. "Kami yakin bahwa harga tembaga akan naik lebih tinggi lagi di tahun 2011. Adanya penarikan jangka pendek berpotensi memberi peluang untuk membeli tembaga," kata Analis Jim Lennon Macquarie Group Ltd. Harga tembaga untuk pengiriman Desember di Comex di New York naik sebesar 1,5% menjadi US$ 3,9560 per pound, setelah sempat anjlok sebesar 1,1% sebelumnya dan 3,3% pada akhir pekan lalu. Kontrak tembaga di Shanghai naik 1,5% menjadi 66.640 yuan (US$ 10.041) per ton; setelah sebelumnya sempat anjlok sebesar 0,8% dan terjun bebas hingga batas maksimal pada akhir pekan lalu. Empat bank terbesar di China tidak akan mengucurkan pinjaman untuk pengembang properti hingga akhir tahun ini. Hal ini mencuat dalam koran China Real Estate Business, tanpa memerinci pejabat yang berbicara mengenai hal ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: