China Laporkan Tiga Kematian di Pasien COVID-19 di Shanghai, Pertama dalam 1 Tahun



KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Pusat keuangan China Shanghai mengatakan tiga orang yang terinfeksi COVID-19 meninggal pada Minggu (17/4/2022). 

Melansir Reuters, kota ini melaporkan 19.831 kasus COVID-19 asimtomatik harian baru pada 17 April, turun dari 21.582 pada hari sebelumnya. Kasus bergejala baru mencapai 2.417, turun dari 3.238.

Shanghai telah melakukan lebih dari 200 juta tes asam nukleat sejak 10 Maret dalam upaya untuk mengekang wabah COVID-19 terbesar di China sejak virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan pada akhir 2019.


Sementara, mengutip The Straits Times, kematian itu adalah kematian Covid-19 pertama dalam lebih dari setahun di China, di mana pendekatan toleransi nol yang ketat menahan virus sampai varian Delta dan Omicron yang lebih menular muncul tahun lalu.

Kecurigaan telah berkembang tentang potensi kematian terkait virus corona, terutama di kalangan orang tua.

Baca Juga: Shanghai Bersiap Lakukan Pelonggaran, Tesla dan Bisnis Lain Mulai Buka Kembali Pabrik

Menurut Wall Street Journal, Caixin dan media lokal lainnya, dua fasilitas perawatan lansia di Shanghai telah memerangi wabah yang dipicu oleh varian Omicron, dan kematian telah terjadi.

Hingga saat ini, belum ada kematian yang dilaporkan secara resmi.

Varian Omicron telah melonjak melalui populasi, menginfeksi semua orang mulai dari bayi baru lahir yang baru berusia 10 hari hingga seseorang yang mendekati usia 100 tahun, menurut Komisi Kesehatan Kota Shanghai.

Kabar ini muncul ketika surat kabar utama Partai Komunis China meminta negara itu untuk mendukung strategi Covid Zero Presiden Xi Jinping, yakni dengan tidak menunjukkan perubahan kebijakan apa pun, bahkan ketika penguncian di Shanghai dan di tempat lain mengancam akan merugikan ekonomi.

Baca Juga: Ekonomi China Melambat Bulan Lalu, Para Analis Peringatkan Risiko Resesi Bulan Ini

People's Daily mengatakan strategi Xi untuk memadamkan virus telah terbukti "benar dan efektif" dan China harus bersatu lebih erat di sekitar kepemimpinan partai dengan Xi Jinping sebagai intinya.

"Warga harus mengikuti strategi dengan teguh dan berkesinambungan dengan langkah-langkah lebih awal, lebih cepat, lebih ketat dan lebih praktis", kata People's Daily.

Media milik pemerintah China itu juga mengabarkan, sekarang adalah periode kritis yang paling sulit untuk pencegahan dan pengendalian epidemi. 

"China tidak akan pernah membiarkan pencapaian pencegahan dan pengendalian epidemi yang diperoleh dengan susah payah menjadi sia-sia," tulis People's Daily.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie