China Larangan Karyawan Sektor Keuangan Memakai Barang Mewah



KONTAN.CO.ID - CHINA. Perusahaan-perusahaan keuangan di China melakukan upaya penghematan untuk memerangi kesenjangan kekayaan. Hal ini dilakukan oleh pihak berwenang sebagai upaya memberantas korupsi di sektor keuangan yang diproyeksi nilainya mencapai US$ 57 triliun.

Selain itu, saat ini pertumbuhan perekonomian China sedang melemah. Catatan pengangguran generasi muda di China pun mencapai rekor tertinggi.

Dilansir dari The Straits Time, pekerja di sektor keuangan memiliki bayaran tertinggi di China, yang membuat gaya hidup pekerja di sektor ini cenderung mewah dan mencolok. Hal tersebut sering mendapat kecaman dari publik di media sosial.


Pengawas pemberantas korupsi di China pada awal 2023 bersumpah untuk menghilangkan kebiasaan elit dan gaya hedonisme dari para pekerja di sektor keuangan.

Beberapa hal yang telah dilakukan antara lain dengan pemotongan gaji dan bonus, tidak memperbolehkan karyawan mengenakan pakaian mewah dan mencolok di tempat kerja, serta mengekang adanya pembiayaan untuk perjalanan dan hiburan.

Baca Juga: China Bangun Pelabuhan Baru di Laut China Selatan untuk Penelitian Laut Dalam

Atas upaya-upaya yang telah direncanakan tersebut, karyawan dari perusahaan aset manajemen milik China dan bank menengah yang tidak disebutkan namanya tersebut diinstruksikan untuk tidak memamerkan gaya hidup elit.

Perusahaan aset manajemen tersebut juga melarang karyawannya untuk memposting gambar makanan, dan barang-barang mewah lainnya di media sosial. Sementara karyawan dari bank menengah diminta untuk tidak mengenakan pakaian dan tas mewah dengan brand terkenal, serta tidak tinggal di hotel bintang lima saat melakukan perjalanan dinas.

Industrial and Commercial Bank of China dan China Construction Bank Corp berencana untuk melakukan pemotongan beberapa tunjangan karyawannya di tahun 2023 ini. Tunjangan yang dimaksud antara lain, tunjangan musim panas yang diperkirakan sebesar 1.500 yuan (US$ 209,87) sampai 2.000 yuan (US$ 279,82) per bulan, dan akan mulai dihapus pada bulan Juni 2023.

Editor: Anna Suci Perwitasari