China Luncurkan Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua (ICBM), Begini Respons AS



KONTAN.CO.ID - BEIJING.TAPEI. China mengumumkan pada Rabu bahwa pihaknya berhasil melakukan uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) yang jarang dipublikasikan, menimbulkan kekhawatiran internasional terkait peningkatan kekuatan nuklir negara tersebut. 

Rudal tersebut diluncurkan oleh Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) pada pukul 08:44 waktu Beijing dan jatuh di kawasan laut yang telah ditentukan, menurut pernyataan Kementerian Pertahanan China. 

Mereka menegaskan bahwa uji coba ini merupakan bagian dari rencana pelatihan tahunan dan tidak ditujukan kepada negara atau sasaran tertentu.


Baca Juga: Fasilitas Rahasia Rusia Siap Melanjutkan Uji Coba Nuklir Kapan Saja

Pentagon mengonfirmasi bahwa China telah memberi tahu Amerika Serikat sebelum uji coba ini, dan menyebut langkah tersebut sebagai "langkah positif" untuk mengurangi risiko kesalahpahaman. 

China juga menginformasikan negara-negara terkait mengenai peluncuran ini, meskipun laporan Xinhua tidak menjelaskan jalur rudal atau lokasi pasti jatuhnya di Samudra Pasifik.

Menurut laporan Xinhua, uji coba ini berhasil mengukur kinerja senjata dan peralatan militer serta tingkat kemampuan pelatihan pasukan, sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Pihak Penjaga Pantai Jepang mengungkapkan bahwa mereka menerima peringatan navigasi dari China mengenai kemungkinan adanya "puing-puing ruang angkasa" di tiga zona, termasuk Laut China Selatan dan Samudra Pasifik, sebelah utara Pulau Luzon, Filipina, pada hari Senin lalu. Namun, pejabat Jepang menolak mengonfirmasi apakah peringatan tersebut terkait dengan peluncuran rudal ini.

Baca Juga: AS Tingkatkan Persenjataan Antikapal untuk Hadapi China di Indo-Pasifik

Biasanya, China menguji coba rudal jarak jauh di wilayah terpencil seperti Mongolia Dalam, menjadikan uji coba ini, yang dilakukan di laut, sebagai langkah yang jarang dilakukan.

Pasukan Roket PLA, yang mengelola rudal konvensional dan nuklir China, bertugas memodernisasi kekuatan nuklir negara tersebut seiring dengan perkembangan pertahanan misil AS, peningkatan kemampuan pengawasan, serta penguatan aliansi internasional. 

Analis keamanan dari Singapura, Alexander Neill, mengatakan bahwa meskipun detail rudal yang digunakan belum jelas, uji coba ini tampaknya merupakan bagian dari pola keterlibatan militer China sekaligus memberikan peringatan kepada dunia.

Di tengah skandal korupsi di tubuh Pasukan Roket PLA, penting bagi China untuk menunjukkan bahwa operasi militer tetap berjalan normal. Neill menekankan bahwa uji coba ini bertujuan menunjukkan bahwa kemampuan strategis China masih berfungsi dengan baik.

Baca Juga: Apa yang Perlu Diketahui Tentang Program Senjata Nuklir Korea Utara?

Meski demikian, Pentagon menyatakan bahwa mereka menginginkan adanya pengaturan pemberitahuan bilateral yang lebih teratur terkait peluncuran rudal balistik dan luar angkasa.

Pentagon juga menggarisbawahi kekhawatirannya mengenai pertumbuhan cepat persenjataan nuklir China, serta mendorong dialog bilateral terkait perluasan persenjataan tersebut.

China, yang memiliki lebih dari 500 hulu ledak nuklir operasional, diperkirakan akan memiliki lebih dari 1.000 hulu ledak pada tahun 2030, menurut laporan Pentagon. Sebagai perbandingan, Amerika Serikat dan Rusia masing-masing memiliki lebih dari 1.700 hulu ledak operasional.

Baca Juga: Apa yang Perlu Diketahui Tentang Program Senjata Nuklir Korea Utara?

Sementara itu, Taiwan, yang kerap menjadi target klaim teritorial China, melaporkan meningkatnya aktivitas militer China di sekitar pulau tersebut. 

Pada hari Rabu, Kementerian Pertahanan Taiwan mendeteksi 23 pesawat militer China, termasuk jet tempur J-16 dan drone, yang beroperasi di sekitar pulau itu. Taiwan juga menyebut adanya peluncuran rudal intensif oleh China, meski tidak memberikan detail lebih lanjut mengenai lokasi peluncuran tersebut.

Editor: Noverius Laoli