China membaik, harga aluminium naik



JAKARTA. Aksi profit taking pada akhir pekan lalu menyebabkan laju harga aluminium tersendat. Namun, di pekan ini, harga komoditas ini diprediksi kembali melaju.

Mengacu Bloomberg Jumat (15/7), kontrak harga aluminium pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange merosot 0,83% jadi US$ 1.669 per metrik ton. Tapi sepekan terakhir harganya terangkat 0,36%. Bahkan pada 14 Juli lalu, aluminium mencatatkan rekor tertinggi sejak bulan Juli 2015 .

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim membenarkan, pasar tengah merealisasikan keuntungan pasca aluminium mengecap level tertinggi. Apalagi ada sentimen negatif dari tingginya output aluminium bulanan di China.


Investor menilai, upaya Negeri Panda mengurangi produksi masih lamban. Penguatan mata uang Negeri Paman Sam turut menekan harga aluminium. Sementara katalis positif datang dari membaiknya ekonomi Tiongkok. Ini terlihat dari produk domestik bruto (PDB) Negeri Panda di kuartal II-2016 tumbuh 6,7%.

Selain itu, angka produksi industri dan penjualan ritel di Tiongkok lebih baik dibandingkan estimasi. Hal ini membawa keyakinan, harga komoditas termasuk aluminium bakal tersenyum.

Ibrahim memprediksi, harga aluminium kembali menguat pada Senin (18/7). Benua Eropa sebagai salah satu pengguna komoditas terbesar setelah China sedang memperoleh angin segar setelah terpilihnya Perdana Menteri baru Inggris, Theresa May.

"Uni Eropa memberikan sinyal positif bahwa Inggris merupakan mitra kerja penting dan solid. Transaksi komoditas di LME akan menguat," imbuhnya.

Ibrahim memproyeksikan, harga aluminium mencapai US$ 1.800 per metrik ton pada kuartal III 2016. Sebab, bank sentral di Jepang dan Eropa berencana menggelontorkan stimulus guna menggairahkan ekonomi. Secara teknikal, indikator bollinger band dan moving average 20% di atas bollinger tengah mengindikasikan penguatan.

Begitu pula dengan stochastic yang 70% positif serta MACD yang 60% positif. Sementara RSI 70% negatif. Prediksi Ibrahim, harga aluminium hari ini di rentang US$ 1.660-US$ 1.720 per metrik ton. Sepekan, harga ada di antara US$ 1.660-US$ 1.710 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie