China membuka keran asing mengelola bisnis asuransi pensiun



KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Perusahaan asuransi global sedang berbondong-bondong pergi ke China. Pasalnya pemerintah Tiongkok sudah membuka keran asing mengelola bisnis asuransi pensiun.

Seperti diberitakan Reuters kemarin, dua perusahaan asuransi asing skala global termasuk Generali dan Prudential Plc dikabarkan tengah melakukan diskusi dengan pihak berwenang di China untuk masuk ke sektor pensiun swasta.

Bukan cuma Generali dan Prudential, AIA Group yang juga berbasis di Hong Kong serta Manulife Financial tengah mempertimbangkan langkah serupa. Sebelumnya memang, Beijing memberikan persetujuan kepada perusahaan patungan asing pertama yang mendirikan bisnis asuransi pensiun bulan lalu.


Pasar luas

Dua orang sumber Reuters mengatakan, China saat ini tengah menjalankan proyek percontohan di tiga provinsi yang melibatkan perusahaan asing. Proyek-proyek ini disebut akan berakhir pada akhir tahun 2019.

Perusahaan asuransi asing akan bersaing dengan delapan perusahaan asuransi pensiun China yang cukup besar alias sudah mendominasi pasar di Negeri Tembok Raksasa. Langkah perusahaan asuransi asing menggarap pasar di China bukan pula tanpa alasan.

Pasar di China cukup besar. Berdasarkan jumlah populasinya masyarakat negeri itu akan memiliki sekitar 250 juta orang dengan usia di atas 60 tahun pada tahun 2020 mendatang. "Rata-rata umur panjang orang-orang China meningkat, tetapi pasar pensiun tetap sulit ditembus," kata Nic Nicandrou, Chief Executive Prudential Asia, kemarin.

Pemerintah China berharap, beberapa perusahaan asing mengajukan aplikasi alias permohonan menggarap pasar pensiunan pada separuh kedua tahun ini. Bulan lalu, Heng An Standard Life, sebuah perusahaan patungan antara Standard Life Aberdeen dan Tianjin TEDA International, menjadi entitas patungan pertama yang menerima persetujuan dari Pemerintah untuk mendirikan perusahaan asuransi pensiun.

Asal tahu saja, aset pensiun China, termasuk yang dikelola oleh negara tumbuh sebesar 20% pada tahun 2017 menjadi CNY 11 triliun atau setara US$ 1,64 triliun. Posisi ini diperkirakan akan meningkat sebanyak empat kali lipat pada tahun 2025 mendatang. Perkiraan menurut konsultan KPMG.

Menggarisbawahi potensi tersebut, konsultan Willis Towers Watson mengatakan China memiliki salah satu rasio terendah dari aset pensiunan anuitas pegawai swasta terhadap PDB di antara negara-negara besar yaitu 1,5%. Jauh lebih rendah dibandingkan dengan 120,5% dari PDB di Amerika Serikat (AS) dan lebih dari 130% di Australia.

Rob Leonardi, salah satu pejabat Generali mengatakan bahwa perusahaan ini melihat kemajuan dalam reformasi pensiunan di China. "Jika tren ini berlanjut, kami dapat mengharapkan lebih banyak perusahaan didanai oleh asing," ujarnya.

Editor: Wahyu T.Rahmawati