KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Pada Minggu (8/12/2024), Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan China telah menggandakan jumlah kapal perangnya yang beroperasi di sekitar pulau itu. Sumber keamanan Taiwan memperkirakan, hal ini akan menjadi babak baru permainan perang.
Reuters melaporkan, China, yang memandang Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, marah besar dengan kunjungan Presiden Lai Ching-te ke Hawaii dan wilayah AS di Guam sebagai bagian dari tur Pasifik.
Lai kembali dari perjalanan selama seminggu pada Jumat malam. Beijing telah mengadakan dua babak permainan perang di sekitar Taiwan tahun ini. Dalam laporan harian pagi tentang aktivitas militer China, kementerian pertahanan Taiwan mengatakan ada 14 kapal perang China yang beroperasi di dekatnya. Jumlah tersebut naik dari delapan yang dilaporkan pada hari sebelumnya. Kementerian mengatakan telah mendeteksi empat balon China terbang di atas Selat Taiwan, salah satunya telah menyentuh wilayah udara pulau itu.
Baca Juga: Marah Besar Soal Taiwan, Tiongkok Jatuhkan Sanksi ke 13 Perusahaan Militer AS Menurut sumber keamanan Taiwan, cuaca kemungkinan akan menjadi faktor dalam keputusan China tentang permainan perang apa pun. Asal tahu saja, cuaca di selat itu terbilang buruk akhir pekan ini. Kementerian Pertahanan Tiongkok tidak menjawab panggilan Reuters di luar jam kantor pada hari Minggu. Namun dalam komentar bernada keras di akun WeChat-nya pada hari Minggu (8/12/2024), Kementerian Keamanan Negara Tiongkok mengatakan upaya Lai menggunakan senjata untuk memperjuangkan kemerdekaan dan mendekati Amerika Serikat pasti akan gagal. Menurut Kementerian Keamanan China, pemerintah Taiwan sedang berpura-pura berkuasa, sementara pemerintah AS bertindak bersama gangster dan serigala dalam mendukung Taiwan.
Baca Juga: Pasca Larangan Ekspor Mineral, Inilah Ragam Senjata yang Dimiliki China Lawan AS "Tidak ada negara, organisasi, atau individu yang boleh meremehkan tekad yang kuat, kemauan yang kuat, dan kapasitas yang kuat dari pemerintah dan rakyat Tiongkok untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial," katanya. Ditambahkan pula, "Tidak seorang pun boleh berasumsi bahwa mereka dapat melanggar aturan dalam masalah Taiwan tanpa harus membayar harganya." Lai dan pemerintahnya menolak klaim kedaulatan Beijing.
Tonton: Rusia: AS Gunakan Taiwan untuk Picu Krisis Serius di Asia Editor: Barratut Taqiyyah Rafie