China Minta Uni Eropa Memperlakukan Huawei Secara Adil



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pemerintah China akhirnya mengecam rencana Uni Eropa (EU) yang hendak memblokir segala teknologi Huawei di wilayah mereka atas dasar keamanan data.

Kementerian Luar Negeri China pada hari Jumat (16/6) menuntut adanya perlakuan yang sama terhadap semua perusahaan sejenis, termasuk yang berasal dari China. Mereka mengatakan Komisi Eropa tidak memiliki dasar hukum atau bukti faktual untuk melarang Huawei untuk beroperasi di Eropa.

Huawei mengkritik langkah tersebut dengan mengatakan bahwa langkah itu tidak didasarkan pada penilaian jaringan 5G yang terverifikasi, transparan, objektif dan teknis.


"Sebagai operator ekonomi di UE, Huawei memegang hak prosedural dan substansial serta harus dilindungi berdasarkan undang-undang UE dan Negara Anggota serta komitmen internasional mereka," kata juru bicara Huawei, dikutip Reuters.

Baca Juga: Negara Ini Akan Larang Penggunaan Komponen Huawei & ZTE Untuk Internet 5G

Selain Huawei, ZTE juga dipilih oleh Komisaris Pasar Internal UE Thierry Breton sebagai perusahaan yang memiliki risiko ancaman tinggi. Pihak ZTE juga sudah mengkritik aturan yang melarang keberadaan teknologi mereka di jaringan milik Komisi Eropa dan UE.

Sama seperti Huawei, ZTE juga meminta adanya perlakuan yang sama seperti para pesaingnya.

"Satu-satunya permintaan ZTE adalah diperlakukan secara adil dan objektif oleh regulator dan legislator, sama seperti vendor lainnya. Kami menerima penilaian eksternal dan pemeriksaan produk kami oleh regulator dan badan pengawas teknis kapan saja," tulis ZTE dalam pernyataannya.

Baca Juga: Teknologi 5G Huawei Terancam Dilarang di Seluruh Wilayah Uni Eropa

Dilarang di Seluruh Wilayah Uni Eropa

Uni Eropa sedang mempertimbangkan untuk mewajibkan seluruh anggotanya agar tidak menggunakan produk Huawei dalam program 5G mereka. Alasan keamanan data jadi dasarnya.

Financial Times pada 6 Juni melaporkan, langkah tersebut dilakukan sebagai tanggapan terhadap meningkatnya kekhawatiran di UE karena banyak negara mereka yang masih mengesampingkan dampak negatif dari penggunaan teknologi China.

Breton mengumumkan bahwa hanya sepertiga dari negara UE yang menerapkan larangan terhadap teknologi Huawei di sektor 5G. Atas dasar lemahnya kepatuhan itu, UE kini berencana membuat aturan larangan tersebut sebagai kewajiban.

Jerman jadi salah satu negara berpengaruh di kawasan itu yang sampai sekarang masih bersikap cukup lunak terhadap teknologi China. Rencananya dua bulan lalu untuk menghentikan penggunaan layanan teknologi China pun masih belum terlaksana.

Baca Juga: Intelijen Inggris Mulai Fokus Terhadap Ancaman dari China

Pada bulan Maret, pemerintah Jerman berencana melarang penggunaan segala komponen buatan dua raksasa telekomunikasi China, Huawei dan ZTE, dalam program perluasan layanan internet 5G negara.

Huawei dan ZTE disebut memiliki kedekatan dengan otoritas keamanan China. Dugaan itu membuat banyak negara khawatir dua entitas tersebut berperan sebagai mata-mata negara yang bekerja melalui dunia digital.

Merespons tuduhan tersebut, Huawei mengatakan pihaknya memiliki catatan keamanan yang sangat baik selama 20 tahun pengiriman teknologi ke seluruh dunia, termasuk Jerman.

Pihak ZTE untuk sementara memilih diam di tengah mencuatnya spekulasi tersebut.

Sejauh ini baru Inggris dan Swedia yang melarang Huawei dan ZTE memasok peralatan vital dalam pengadaan jaringan internet 5G negara. Jerman dan beberapa negara Eropa lain masih dalam upaya perumusan kebijakan.