China Mobile tertekan bisnis aplikasi dan online



BEIJING. Raksasa telekomunikasi asal Tiongkok, China Mobile Ltd, menghadapi sedikitnya tiga tantangan berat pada tahun ini. Alhasil, laba bersihnya tahun ini diprediksi bakal anjlok.

Pelanggan mulai berduyun-duyun memakai aplikasi pesan instan gratis seperti WeChat milik Tencent Holdings. Kondisi itu menekan pendapatan pesan singkat (SMS) China Mobile. Di saat sama, perusahaan ini harus menyisihkan dana untuk subsidi harga iPhone yang dijualnya. Pada Desember 2013, China Mobile dan Apple Inc menjalin kerjasama. Inti kerjasamanya, China Mobile akan memasarkan produk iPhone mulai 17 Januari 2014. Dana yang harus dikeluarkan China Mobile untuk subsidi smartphone, termasuk iPhone, diprediksi naik 20% menjadi CNY 36 miliar pada tahun ini.

Tantangan berikutnya yang dihadapi China Mobile adalah kebijakan pemerintah memberlakukan pajak telekomunikasi baru. Tujuannya untuk menurunkan tarif telekomunikasi dan meningkatkan layanan bagi para pelanggan.


Selain tantangan eksternal, China Mobile perlu memperkuat layanan agar tak ditinggalkan pelanggan. Perusahaan telekomunikasi milik pemerintah China ini menyiapkan US$ 34,8 miliar untuk belanja modal. China Mobile ingin membangun jaringan lebih cepat agar pelanggan bisa memakai smartphone untuk belanja, melihat video dan bermain games.

Dengan berbagai tantangan itu, sebanyak 23 analis yang disurvei Bloomberg memprediksi laba bersih China Mobile tahun ini menyusut 8,8% menjadi CNY 114,2 miliar. "Tak ada katalis positif untuk China Mobile dalam jangka menengah," ujar Neil Juggins, analis JI Asia Research Ltd.

Perusahaan seperti Alibaba Group Holding Ltd, perusahaan e-commerce terbesar di China; dan Youku Tudou Inc, pemilik website video terbesar di China, meraih berkah dari maraknya konsumen berselancar di dunia maya untuk belanja dan mencari hiburan. Sedang operator telekomunikasi harus berjibaku membangun jaringan infrastruktur internet yang memberi akses ke layanan online milik Alibaba dan Youku.

China Mobile akan merilis kinerja keuangan tahun 2013 pada Kamis (20/3) ini. Para analis memprediksi laba bersih China Mobile menyusut 3%. Ini adalah penurunan terbesar sejak 1999, ketika labanya merosot 30%.

"China Mobile tak hanya menghadapi persaingan berat dari sesama operator pemerintah seperti China Unicom dan China Telecom, tapi juga dari swasta seperti Tencent atau Alibaba," ujar Mark Natkin, Managing Director Marbridge Consulting Ltd, perusahaan riset pasar di Beijing.

Editor: Sandy Baskoro