China Pangkas Suku Bunga Jangka Pendek dan Jangka Panjang



KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. China melakukan pemangkasan suku bunga jangka pendek dan jangka panjang sebesar 10 basis poin pada hari Senin (22/7). Ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan.

Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) memangkas suku bunga berdasarkan perjanjian pembelian terbalik tujuh hari, yang menyebabkan penurunan serupa pada suku bunga dasar pinjaman (LPR), sehingga menurunkan imbal hasil obligasi secara keseluruhan.

"Ini benar-benar sebuah kejutan. Dan terlebih lagi mengingat bahwa PBOC telah mengarahkan imbal hasil obligasi lebih tinggi,” ujar Ben Bennett, Kepala Strategi Investasi Asia, LGIM Hongkong seperti dikutip dari Reuters, Senin (22/7).


Sementara itu Gary Ng, Ekonom Senior Asia Pasifik, Natixis Hongkong mengatakan pada dasarnya semua faktor fundamental menunjukkan fakta bahwa China memang membutuhkan lingkungan dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah.

Baca Juga: China-Filipina Sepakat Pengaturan Sementara untuk Misi Pasokan di Laut China Selatan

Menurutnya sebelum ini berwenang China sedang lebih fokus nilai tukar mata uang asing dan volatilitas sebelumnya, tetapi kini setelah dollar AS tidak sekuah sebelumnya, mereka baru membuka peluang dan bertindak.

“Ini sejalan dengan fakta bahwa perekonomian tidak terlalu bagus, dan tampaknya ada sedikit urgensi dari pihak berwenang untuk menstimulasi hal tersebut sekarang.” imbuhnya.

Baca Juga: China Alami Panic Buying Minyak Goreng, Apa Penyebabnya?

Dilain pihak, Tommy Xie, Heaf of Greater China Research, OCBC Singapura mengingatkan penurunan suku bunga acuan ini perlu dilihat apakah ini menandai awal dari siklus penurunan atau hanya sekedar isyarat simbolis dari reformasi kebijakan moneter. Jika ini adalah yang terakhir, penurunan suku bunga mungkin hanya terjadi sekali saja.

Setelah ini peristiwa penting yang perlu dilihat adalah Fasilitas Pinjaman Jangka Menengah (MLF) senilai 1 triliun yuan yang jatuh tempo pada bulan Agustus dan September. Ada peluang bagi PBOC untuk mengganti likuiditas ini dengan suntikan yang lebih permanen melalui pemotongan suku bunga. 

Editor: Putri Werdiningsih