JAKARTA. Negeri Tirai Bambu, China, masih mempertahankan posisinya di peringkat ketiga sebagai kreditor terbesar Utang Luar Negeri (ULN) kepada Indonesia. Berdasarkan Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) yang dirilis Bank Indonesia (BI), per November 2015, tercatat utang Indonesia kepada China, gabungan antara Pemerintah dan Swasta, sebesar US$ 12,62 miliar. Angka ini tumbuh 12,17% dibandingkan periode bulan Oktober 2015. Posisi teratas masih ditempati Singapura dengan US$ 57,15 miliar dan Jepang dengan nilai utang US$ 31,47 miliar. China merebut posisi ketiga kreditor terbesar ke Indonesia pada bulan Oktober tahun lalu, setelah sebelumnya ada di lima besar. China menggeser posisi Amerika Serikat (AS) dengan US$ 10,1 miliar dan Belanda dengan US$ 10,13 miliar. Tahun 2010, posisi China bahkan hanya di nomor sembilan. Berdasarkan catatan Biro Riset KONTAN, jika dihitung sejak 6 tahun lalu, utang Indonesia ke China tumbuh 407%. Angka pertumbuhan ini jauh meninggalkan kreditor-kreditor lainnya. Singapura saja hanya tumbuh 131,15%. Bahkan Jepang, yang ada di posisi kedua, mencatatkan pertumbuhan minus 22,25%. Dengan laju pertumbuhan utang ke Indonesia yang super ekspres ini, sangat memungkinkan dalam waktu tidak lama lagi China akan menjadi kreditor dominan.
China Pertahankan Posisi Ketiga
JAKARTA. Negeri Tirai Bambu, China, masih mempertahankan posisinya di peringkat ketiga sebagai kreditor terbesar Utang Luar Negeri (ULN) kepada Indonesia. Berdasarkan Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) yang dirilis Bank Indonesia (BI), per November 2015, tercatat utang Indonesia kepada China, gabungan antara Pemerintah dan Swasta, sebesar US$ 12,62 miliar. Angka ini tumbuh 12,17% dibandingkan periode bulan Oktober 2015. Posisi teratas masih ditempati Singapura dengan US$ 57,15 miliar dan Jepang dengan nilai utang US$ 31,47 miliar. China merebut posisi ketiga kreditor terbesar ke Indonesia pada bulan Oktober tahun lalu, setelah sebelumnya ada di lima besar. China menggeser posisi Amerika Serikat (AS) dengan US$ 10,1 miliar dan Belanda dengan US$ 10,13 miliar. Tahun 2010, posisi China bahkan hanya di nomor sembilan. Berdasarkan catatan Biro Riset KONTAN, jika dihitung sejak 6 tahun lalu, utang Indonesia ke China tumbuh 407%. Angka pertumbuhan ini jauh meninggalkan kreditor-kreditor lainnya. Singapura saja hanya tumbuh 131,15%. Bahkan Jepang, yang ada di posisi kedua, mencatatkan pertumbuhan minus 22,25%. Dengan laju pertumbuhan utang ke Indonesia yang super ekspres ini, sangat memungkinkan dalam waktu tidak lama lagi China akan menjadi kreditor dominan.