China siap invest US$ 5,9 miliar di Tanjung Priok



BALI. PT Pelabuhan Indonesia II menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan pelabuhan terbesar di Tiongkok, Ningbo Zhousan Co, Ltd (Port of Ningbo). Kerja sama bilateral kedua operator pelabuhan ini akan dilakukan dalam berbagai bentuk.

Elvyn G. Masassya, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (IPC) atau yang lebih dikenal Pelindo II ini mengatakan, MoU ini sebagai perjanjian awal untuk meningkatkan arah kerjasama bisnis dan investasi.

Kata dia, Pelindo II akan mempelajari teknologi yang digunakan Port of Ningbo untuk melakukan efisiensi dan akurasi kepelabuhan. Dia bilang, Port of Ningbo sebagai pelabuhan terbesar di dunia dengan lalu lintas kontainer hingga 920 juta ton per tahun merupakan tempat yang baik untuk berguru teknologi.


"Mereka dalam hal operasi itu sudah cukup advance karena dia (Port of Ningbo) bisa mengetahui mulai dari isi kapal, posisi kapal. Jadi mereka cukup modern," kata Elvyn, Rabu (10/5).

Nah timbal baliknya untuk Port of Ningbo, perusahaan pelabuhan asal negeri Tirai Bambu ini bisa menanmkan investasinya di Indonesia.

Kata Elvyn, Port of Ningbo tertarik menanamkan cuannya di Jakarta, yakni Terminal Kalibaru di Pelabuhan Tanjung Priok. Tapi, pembicaraan masih dini.

"Kita belum tau langkah lanjutannya bagaimana, bisa jadi joint venture karena untuk investasi kan bisa dua pola masuk seperti di infrastruktur atau masuk di suprastruktur. Kita lagi lihat minatnya mereka dimana, kita belum bicara sampai sedetil itu," katanya.

Sementara itu, Chen Guopon Vice General Manager Port of Ningbo mengatakan pihaknya berminat untuk melakukan investasi di terminal Kalibaru. Setelah menjalami serangkaian kunjungan dan pembicaraan bisnis antara IPC dan Port of Ningbo, Guopon bilang Jakarta masih memiliki potensi yang besar untuk bisnis kepelabuhan.

"IPC minta Ningbo investasi di Indonesia. Ningbo datang ke tempatnya (Kalibaru) dan merasa baik untuk berinvetasi," ujar Guopon.

Dia menyatakan, pihaknya akan berpatungan dengan empat perusahaan lainnya untuk berinvestasi di Kalibaru sebesar US$ 5,9 miliar di Kalibaru. Kongsi ini akan terdiri dari lima perusahaan, empat dari China termasuk Ningbo, dan satu lagi dari Perancis. Namun Ningbo yang akan jadi investor mayoritas di dalamnya.

"Berapa porsi petungannya, masih kita bicarakan. Tapi Ningbo akan punya porsi yang besar," ungkap Guopon.

Guopon berujar,investasi yang dikucurkan rencananya akan bertahap. Yang pertama, kongsi ini akan mengucurkan USD 3,6 juta di akhir tahun ini bila proses kerjasamanya lancar.

"Jadi bertahap, berdasarkan sesuai dengan kontraknya dan berapa persen akan kucurkan dananya,"tutur Guopon.

Tapi dia berharap pemerintah bisa mempercepat mengabulkan investasi yang mereka akan tanamkan. Karena menurutnya, pemerintah Indonesia masih lamban merespon niatan investasi Ningbo.

"Kami cuma minta pemerintah bisa lebih cepat," pungkas Guopon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia