KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pemerintah China diperkirakan akan terus melanjutkan kebijakan pengurangan pajak. Pada 2019, pemotongan pajak China ditaksir akan mencapai lebih dari 1% dari total pendapatan domestik bruto (PDB) negeri tersebut. Di tahun lalu, total PDB China mencapai 82,7 triliun yuan atau setara US$ 11,93 triliun. Artinya nilai pemotongan pajak yang bisa dilakukan mencapai 827 miliar yuan. Reuters melaporkan, Beijing telah menjanjikan kebijakan fiskal yang lebih proaktif untuk menopang negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi China paling lambat sejak krisis keuangan global. Langkah ini diambil sebagai kampanye untuk mengatasi risiko utang dan perang dagang dengan Amerika Serikat.
Pengurangan pajak China di tahun depan merupakan kelanjutan dari kebijakan yang diambil tahun ini. Dimana penasihat bank sentral China atau PBOC, Ma Jun memprediksi pengurangan pajak di 2018 mencapai 1,3 triliun yuan. Ma juga mengatakan pemotongan tahun depan kemungkinan akan lebih besar daripada tingkat pengurangan pajak yang diambil pemerintah AS. Sebelumnya pada bulan Desember tahun lalu, Presiden AS Donald Trump menandatangani tagihan pajak US$ 1,5 triliun, memotong tarif pajak perusahaan dan memberikan keringanan pajak sementara kepada warga kelas menengah Amerika. Akhir pekan lalu, Beijing juga mempublikasikan rancangan aturan baru untuk pengurangan pajak sebagai bagian dari perubahan undang-undang pajak penghasilan untuk kalangan individu. Draft tersebut juga memasukan pengurangan pajak sebesar 1.000 yuan per bulan untuk pembayaran bunga pada hipotek rumah. Lalu antara 800 yuan hingga 1.200 yuan per bulan untuk pembayaran sewa. Tak hanya sampai situ, rancangan tersebut juga mengusulkan pengurangan hingga 12.000 yuan per tahun untuk pendidikan anak-anak, dan hingga 60.000 yuan per tahun untuk biaya pengobatan dalam jumlah dasar. “Dengan sentimen yang minim di tengah meningkatnya ketegangan China-AS soal perdagangan dan perlambatan ekonomi, dorongan terhadap sentimen semacam ini adalah hal yang positif,” kata ekonom Goldman Sachs dalam sebuah catatan pada hari Senin, (22/10).
Dalam analisisnya, Nomura mencatat bahwa rencana pengurangan pajak yang diumumkan pada akhir pekan lalu akan menaikkan pendapatan nasional China 116 miliar yuan. Selain itu angka konsumsi nasional juga terdorong sebesar 81 miliar yuan. Ini setara dengan dorongan pertumbuhan konsumsi sebesar 0,22% dan pertumbuhan GDP sebesar 0,08% di tahun depan. Di sisi lain, Ma Jun juga berusaha mengatasi kekhawatiran tentang keengganan bank untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan swasta dan lebih suka meminjamkan kepada perusahaan milik negara. Regulator akan mendorong perbankan untuk tidak berlaku diskriminatif dan bahkan menyediakan dana jaminan untuk mendukung perusahaan swasta. Maklum saja, sektor privat memang berkontribusi sebesar 60% terhadap PDB China dan membuka 80% lapangan kerja di perkotaan. Di saat yang sama, ia berharap tensi perdangan China dengan As bisa mengendur sehingga membuat Washington bersedia untuk memulai kembali perundingan dagang dengan negaranya.
Editor: Herlina Kartika Dewi