China siapkan stimulus properti



BEIJING. China dikabarkan tengah menyiapkan langkah-langkah untuk mengatasi penurunan pasar properti. Pemerintah akan merilis langkah-langkah ini jika ekonomi perlu stimulus.

Menurut sumber Bloomberg, kebijakan ini termasuk pengurangan uang muka untuk pembelian rumah kedua. Langkah lainnya, menghapus pajak penjualan setelah pemilik rumah menahan properti selama dua tahun. Aturan ini lebih ringan ketimbang yang berlaku sekarang, lima tahun.

Rencana ini muncul di tengah tanda-tanda penurunan industri real estate yang makin dalam. Menurut data Bloomberg Intelligence di 70 kota, harga rumah baru mencapai rekor penurunan pada Januari 2015. Penerapan kebijakan baru akan tergantung berlanjut atau tidaknya pelemahan ekonomi China.


Shuang Ding, ekonom senior Citigroup di Hong Kong mengatakan, Pemerintah China cukup khawatir dengan kondisi domestik. "Meski data manufaktur membaik, penurunan ekonomi secara keseluruhan masih berlanjut," kata Ding kepada Bloomberg.

Menurut aturan yang ada saat ini, besaran uang muka untuk pembelian rumah pertama sebesar 30% dan 60% untuk rumah kedua. "Pesannya adalah, pemerintah tidak akan membiarkan pasar real estate rontok," kata Ding.

Pelonggaran pasar properti ini sebenarnya telah berlangsung beberapa waktu. Bank Sentral China menurunkan suku bunga pada November 2014 lalu. Otoritas juga menghapus beberapa pengetatan industri properti yang berlaku sebelumnya karena kekhawatiran bubble.

Pada September 2014, bank sentral membolehkan warga mengajukan kredit untuk membeli rumah kedua. Kredit ini diberikan agar debitur bisa membayar uang muka lebih sedikit, serta menyediakan suku bunga kredit perumahan yang sebelumnya hanya berlaku bagi pembeli rumah pertama. Suku bunga kredit bagi pembeli rumah pertama biasanya 30% di bawah bunga KPR acuan bank sentral.

Editor: Yudho Winarto