China Stop Ekspor Pupuk Urea



KONTAN.CO.ID - BEIJING. China berupaya menjaga stabilitas sektor pertanian dalam negerinya dengan membatasi ekspor pupuk sejak awal Juni. Pembatasan ketat dilakukan untuk urea dan fosfat.

Dalam beberapa tahun terakhir, China merupakan pemasok utama pupuk urea dan fosfat untuk global. Pembatasan itu berisiko menaikkan harga pupuk secara global.

China saat ini memang berupaya mengendalikan harga domestik dengan memangkas biaya pertanian dan meningkatkan ketersediaan pasokan biji-bijian.


Menurut laporan Bloomberg, Senin (24/6), saat ini ekspor urea sudah dihentikan sepenuhnya. Sementara untuk fosfat, bea cukai mulai meningkatkan pemeriksaan terhadap kargo keluarnya.

Langkah tersebut akan mengurangi penjualan lebih lanjut para produsen pupuk. Tahun ini, ekspor urea dan fosfat telah melambat sejak pembatasan mulai diberlakukan pada akhir 2023. Pembatasan lanjutan yang lebih ketat saat ini akan semakin menekan penjualan para produsen pupuk China.

Baca Juga: Uni Eropa Terapkan Sanksi Baru Atas Rusia, Bidik Gas Rusia

Para pengambil kebijakan di China memang tengah menghadapi sinyal mengkhawatirkan dari sektor pertanian. Para petani sedang berjuang dari tekanan harga biji-bijian dan kenaikan biaya. Sehingga kondisi tersebut memerlukan tindakan dari pemerintah untuk melindungi harga dalam negeri.

Di saat yang bersamaan, sektor pertanian juga menghadapi ancaman dari cuaca ekstrem di wilayah pertanian utama China. Kondisi cuaca yang buruk bisa menurunkan produksi tanaman pangan, bahkan menyebabkan gagal panen di sejumlah wilayah.

Kontrak berjangka urea lokal, yang turun ke level terendah dalam sembilan bulan pada awal April, sudah mulai menunjukkan pemulihan saat ini.

Secara keseluruhan, ekspor pupuk China pada Mei masih meningkat ke level tertinggi dalam enam bulan, yakni 2,5 juta ton. Penjualan ekspor amonium sulfat mampu mengimbangi penurunan produk ekspor urea dan fosfat.

Baca Juga: Industri Pengguna Gas Bumi Butuh Kepastian Pasokan dan Harga, Ini Alasannya

Beberapa tahun belakangan, China merupakan eksportir pupuk terbesar kedua di dunia setelah Rusia. Namun, kenaikan harga, terutama setelah invasi Rusia ke Ukraina, memaksa pemerintah China membatasi penjualan, yang secara berkala dilonggarkan dan diperketat sesuai dengan keadaan. Pada tahun 2023, negara ini masih menjadi pemasok utama urea dan fosfat yang paling banyak digunakan di dunia.

Editor: Dina Hutauruk