China Tahan Suku Bunga Pinjaman Hingga 9 Bulan Ke Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. China akan mempertahankan suku bunga acuan pinjamannya dalam jangka waktu sembilan bulan ke depan. Hal ini sesuai dengan ekspektasi pasar karena melemahnya mata uang Yuan dan perbedaan imbal hasil dengan Amerika Serikat (AS) sehingga membatasi ruang linkup pelonggaran moneter yang substansial.

Dilansir dari laman Reuters, Senin (22/5), sebelumnya suku bunga dasar pinjaman (loan prime rate/LPR) China untuk satu tahun ke depan berada pada level 3,65% sementara untuk lima tahun ke depan tidak berubah sekitar 4,30%.

Dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan Reuters, para pengamat memperkirakan bahwa tidak ada perubahan suku bunga acuan selama bulan ini


“Meskipun terjadi pelemahan di bulan April, kami tidak memperkirakan pemerintah akan mengeluarkan stimulus besar karena terget pertumbuhan PDB 5% masih didapat dicapai dan isu-isu seperti risiko properti dan pengangguran membutuhkan pendekatan yang tepat sasaran,” ujar salah seorang ekonom Goldman Sachs.

Baca Juga: Undang Zelenskiy ke Jepang, Negara G7 Mendukung Perlawanan Ukraina Melawan Rusia

Dikatakannya, dalam kebijakan moneter pemangkasan rasio cadangan (reserve requirement ratio/RRR) lebih mungkin dilakukan dibandingkan pemangkasan suku bunga di tahun ini, mengingat perbedaan suku bunga AS-China yang sudah sangat melebar.

Penetapan suku bunga dasar pinjaman yang stabil terjadi setelah bank central China (People Bank of China/PBOC) memperpanjang fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF).

Suku bunga MLF berfungsi sebagai panduan untuk LPR dan kebanyakan pasar juga menggunakan suku bunga jangka menengah ini untuk setiap perubahan pada patokan pinjaman.

Para ekonom di Capital Economics mengatakan bahwa tujuan bank sentral adalah untuk memastikan pertumbuhan kredit, yang merosot di bulan April, tidak akan melambat terlalu banyak karena adanya dorongan dari permintaan kredit.

Baca Juga: Kecerdasan Buatan Telah Mendorongan Pasar Saham AS

“Kelemahan dari penurunan LPR mengurangi keuntungan bank-bank dari buku pinjaman mereka yang sudah ada, menambah tekanan pada margin bunga bersih mereka, yang berada pada rekor terendah," kata para Ekonom.

Mereka mengatakan, PBOC dapat menggunakan alat-alat lain seperti pemotongan RRR, panduan suku bunga deposito dan suntikan likuiditas untuk memandu biaya pendanaan yang lebih rendah.

China terakhir kali memangkas kedua suku bunga tersebut pada Agustus 2022 untuk mendorong perekonomian.

Editor: Handoyo .