China tidak akan menaikkan kuota impor gandum pada kesepakatan dagang dengan AS



KONTAN.CO.ID - BEIJING. China tidak akan menaikkan kuota impor untuk jagung, gandum, dan beras untuk mengakomodasi pembelian barang pertanian dari Amerika Serikat (AS). Ini adalah laporan media lokal Caixin yang mengutip pejabat senior pertanian Han Jun, Selasa (7/1).

Laporan ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, bagaimana China akan mencapai target belanja miliaran dolar AS produk pertanian AS yang tercatat dalam kesepakatan awal. Han, seorang wakil menteri pertanian dan bagian dari tim negosiasi, bulan lalu mengatakan bahwa China akan lebih banyak membeli gandum, beras, dan jagung dari AS untuk memenuhi permintaan impor produk pertanian yang lebih tinggi.

Baca Juga: 10 mie instan terenak dunia di 2019, salah satunya Indomie goreng rasa rendang


Komentar Han bulan lalu ini memicu spekulasi bahwa China bisa menaikkan kuota yang diterbitkan tiap tahun untuk pembeli biji-bijian dengan tarif impor produk pertanian yang ini diturunkan menjadi 1%. Kuota tahun 2020 yang diterbitkan pada September tahun lalu menunjukkan kuota impor yang stabil dari tahun sebelumnya. Impor di luar kuota sangat jarang terjadi karena tarif yang mencapai 65%.

Han mengatakan bahwa kuota ini ditawarkan ke pasar global dan tidak menyesuaikan dengan satu negara saja.

Baca Juga: China sebut penandatanganan kesepakatan dagang fase 1 dengan AS dilakukan pekan ini

Desember lalu, US Trade Representative Robert Lighthizer mengatakan bahwa China berkomitmen untuk membeli tambahan US$ 32 miliar produk pertanian AS dalam dua tahun. Angka ini lebih tinggi US$ 16 miliar per tahun dari angka tahun 2017 yang sebesar US$ 24 miliar. Dia menambahkan bahwa China menargetkan tambahan US$ 5 miliar pembelian per tahun.

Kuota tahunan China untuk impor gandum mencapai 9,64 juta ton, jagung 7,2 juta ton, dan beras 5,32 juta ton. Dalam beberapa tahun terakhir, China tidak membeli komoditas tersebut dari AS dalam jumlah besar. Impor kedelai mengontribusi lebih dari setengah impor produk pertanian China dari AS pada tahun 2017 dengan nilai sekitar US$ 12,2 miliar.

Editor: Wahyu T.Rahmawati