China tolak menggunakan cadangan devisanya untuk bantu Eropa



BEIJING. Krisis utang Eropa masih jauh dari kata selesai. Terkait hal itu, Eropa membutuhkan sokongan dari banyak pihak, terutama dari China. Meski sudah berkomitmen membantu, China menegaskan negaranya tidak dapat membantu Eropa dengan menggunakan dana cadangan devisa luar negerinya senilai US$ 3,2 triliun. Hal itu ditegaskan oleh Wakil Menteri Luar Negeri China Fu Ying. Dia bilang, China sudah melakukan bagiannya untuk membantu Eropa dalam menangani krisis finansial. "Cadangan devisa luar negeri bukan pendapatan. Itu bukan dana yang bisa digunakan oleh Perdana Menteri atau Menteri Keuangan," tegasnya. Fu menambahkan, pihaknya sudah belajar dari krisis finansial Asia pada 2007 lalu, di mana negaranya butuh cadangan devisa besar untuk tetap mempertahankan likuiditas. Seperti yang diketahui, saat ini Eropa tengah berupaya keras untuk keluar dari krisis. Krisis tersebut telah memaksa Portugal, Irlandia, dan Yunani untuk mencari dana bailout. Setelah para pimpinan Eropa pada Oktober lalu menyetujui dana penyelamatan di Benua Biru, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy pernah bilang dirinya akan menemui Presiden China Hu Jintao untuk mendiskusikan peranan Negeri Panda tersebut dalam menangani krisis. Asal tahu saja, cadangan devisa luar negeri Chia merupakan yang terbesar di dunia. Per akhir September lalu, nilainya mencapai US$ 3,2 triliun. China sendiri sudah menginvestasikan dananya di surat utang AS, obligasi Uni Eropa, dan obligasi internasional lainnya. Sebagian dana lain juga diinvestasikan di pasar saham dan instrumen finansial lain yang dikelola oleh China Investment Corp.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie