Chitose ingin melenggang ke Arab Saudi



JAKARTA. Kedatangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz ke Indonesia membawa kabar gembira bagi industri mebel dan furnitur. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memberi kabar, pengusaha Arab Saudi yang ikut rombongan Raja Salman tertarik memesan mebel dari Indonesia.

Bak gayung bersambut. Pengusaha mebel Indonesia ternyata sedang persiapan ekspor produknya ke Timur Tengah, termasuk Arab Saudi. Salah satu perusahaan mebel yang bersiap merambah pasar Timur Tengah itu adalah PT Chitose International Tbk. Perusahaan yang memiliki pabrik di Jawa Barat tersebut tengah menyusun strategi agar bisa ekspor ke Timur Tengah tahun ini.

Fadjar Swatyas, Sekretaris Perusahaan Chitose International, bilang, hampir 10 tahun belakangan Chitose tidak ekspor ke Timur Tengah karena belum produksi mebel berbasis kayu. Namun, sejak Juni 2016, Chitose mulai memproduksi mebel berbasis kayu.


Pengembangan mebel kayu dilakukan berkat investasi baru berupa pemasangan mesin baru senilai Rp 7 miliar. Mesin tersebut multifungsi, bisa membuat banyak ragam jenis furnitur, ujar Fadjar kepada KONTAN (3/3).

Saat ini produksi furnitur kayu tersebut belum maksimal. Sebab, kemampuan produksi bisa mencapai 30.000 kursi kayu dalam bentukĀ memo tableĀ per bulan.

Nah, kabar baik yang dibawa rombongan pengusaha Arab Saudi tentu bisa berbuah manis jika ada tindak lanjutnya. Untuk itu, Fadjar akan berusaha mengambil kesempatan tersebut guna meningkatkan ekspor. Tinggal kami yang memastikan produk yang dibutuhkan di sana (Arab Saudi) apa saja, katanya.

Merujuk laporan keuangan kuartal III-2016, ekspor Chitose sampai September 2016 tercatat Rp 14,7 miliar. Jumlah tersebut tumbuh 88% ketimbang ekspor kuartal yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 7,8 miliar.

Masih menurut Fadjar, tahun lalu hampir 80% ekspor mereka merambah pasar Jepang. Maka itu, manajemen Chitose berharap bisa memperluas pasar baru, salah satunya ke Timur tengah. Saat ditanya, berapa target pertumbuhan ekspor tahun ini, Fadjar hanya menjawab, tumbuh sekitar dua digit, ungkap Fadjar. Lebih detail Fadjar bilang, target pertumbuhan ekspor tersebut naik 15% .

Target pertumbuhan ekspor tersebut diharapkan datang dari perluasan pasar ekspor ke Timur Tengah. Biar lancar melenggang masuk pasar ekspor Timur Tengah, Fadjar berharap adanya dukungan dari pemerintah. Selain itu, Fadjar juga meminta pemerintah memperbaiki regulasi agar investor asing semakin senang investasi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini