KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di industri mebel, PT Chitose Internasional Tbk (
CINT) berupaya memperbaiki kinerja keuangannya yang masih tertekan sepanjang tahun 2021 berjalan. Sebagai informasi, penjualan bersih CINT menurun 2,22% (yoy) menjadi Rp 195,78 miliar per kuartal III-2021. Di saat yang sama, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk CINT membengkak 7.047,73% (yoy) menjadi Rp 25,86 miliar. Sekretaris Perusahaan Chitose Internasional Helina Widayani menyampaikan, CINT mendapati kenaikan permintaan produk dari pelanggan di kuartal IV-2021. Dengan begitu, diharapkan penjualan CINT sampai akhir tahun nanti dapat sesuai dengan target yang diharapkan. Sayangnya, ia tidak menjelaskan secara rinci besaran target kinerja CINT di 2021.
Sedangkan untuk proyeksi di 2022 mendatang, pihak CINT mengaku belum dapat memperkirakannya lantaran banyak faktor eksternal yang mempengaruhi industri mebel. Yang pasti, CINT berupaya sesegera mungkin kembali meraih laba. “Namun, kami tidak bisa mengesampingkan beberapa faktor seperti kenaikan harga material yang dapat menggerus
gross margin perusahaan,” ujar dia, Rabu (1/12).
Baca Juga: Kinerja Chitose Internasional (CINT) kurang memuaskan hingga kuartal III-2021 Secara umum, guna mendorong peningkatan kinerja, Manajemen CINT berusaha memperluas jaringan pemasaran melalui pemanfaatan teknologi atau pemasaran digital, hingga menjaga segmen pasar ritel. Sampai kuartal III-2021, mayoritas penjualan bersih CINT ditujukan ke pasar lokal sebesar Rp 174,46 miliar. Pihak CINT tak hanya mengandalkan jaringan pemasaran yang sudah terbangun lama untuk meningkatkan penjualan lokal, melainkan juga mengembangkan proyek langsung (
direct project). Dalam hal ini, anak-anak usaha CINT di beberapa daerah dikembangkan sebagai perusahaan
marketing yang bekerja sama dengan berbagai pihak dalam mengerjakan proyek-proyek domestik, seperti desain
interior dan kontraktor. CINT sendiri sering mendapatkan permintaan pembuatan produk furnitur dari pelanggan di sektor perkantoran, pendidikan, rumah sakit, serta
community centre. Helina juga menyebut, tahun ini penjualan ekspor CINT cukup stabil. Bahkan, sampai tahun 2022 mendatang CINT telah memperoleh
fixed order. “Kami akan terus berupaya mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar di Jepang dan penjajakan ke negara-negara lainnya,” ungkap dia.
Asal tahu saja, per kuartal tiga lalu, penjualan bersih CINT di pasar ekspor tercatat sebesar Rp 21,31 miliar. Sementara itu, CINT sempat diberitakan mengalokasikan dana belanja modal atau
capital expenditure (capex) sebesar Rp 2,6 miliar di 2021. Helina bilang, hingga kuartal tiga kemarin, serapan capex CINT hanya mencapai 10% dari keseluruhan alokasi. Hal ini tak lepas dari turunnya order yang masuk. Di samping itu, order produk yang tersedia juga masih dapat diproses dengan mesin-mesin
eksisting. Dengan begitu, CINT melakukan penyesuaian terhadap beberapa rencana peningkatan produktivitasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .