KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chitose Internasional Tbk (
CINT) belum mematok target yang agresif pada tahun 2024. Emiten produsen furnitur ini mengejar penjualan sebesar Rp 450 miliar dengan membidik
net profit before tax senilai Rp 13 miliar. Direktur Sales Marketing Chitose Internasional, Susanto mengakui target penjualan dan laba CINT terbilang konservatif. Dia mengungkapkan, estimasi tersebut sudah mempertimbangkan efek sikap
wait and see dunia usaha pada awal tahun 2024, seiring adanya Pemilu & Pilpres. "Kami masih akan melihat keadaan di kuartal III dan IV, jadi kami tetapkan target yang konservatif. Kami optimistis bisa tercapai, karena tahun lalu sudah
recovery dari pandemi, tahun ini lebih baik," ungkap Susanto dalam paparan publik yang digelar Senin (22/4).
Sebagai perbandingan, CINT mampu menumbuhkan kinerja pada tahun 2023. CINT meraih penjualan sebesar Rp 456,90 miliar, tumbuh 4,40% secara tahunan atau
year on year (YoY). Kontributor terbesar pendapatan CINT berasal dari segmen peralatan kantor sebanyak 57,23% dan pendidikan sebesar 39,54%.
Baca Juga: CINT Merambah Bisnis Alat Kesehatan CINT pun berhasil membalikkan posisi rugi menjadi laba, dengan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 5,86 miliar, lebih baik ketimbang rugi Rp 4,14 miliar pada 2022. Secara
bottom line, CINT meraih laba bersih sebesar Rp 4,20 miliar. Pada tahun 2022 CINT mengalami rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan senilai Rp 5,82 miliar. Direktur Utama Chitose Internasional, Kazuhiko Aminaka menerangkan peningkatan penjualan dan perbaikan profitabilitas sejalan dengan sikap responsif CINT terhadap dinamika pasar. CINT pun akan kembali mengoptimalkan momentum pertumbuhan sembari tetap menjaga efisiensi. "Dari aspek produk, kami akan terus mengembangkan produk-produk baru yang sesuai kebutuhan pasar. Segmen pasar juga akan terus dikembangkan dengan meningkatkan penetrasi pada pelanggan-pelanggan dari sektor swasta," sebut Kazuhiko.
Baca Juga: Konsolidasi CINT, Upaya Keluarga Suherlan Menggemukkan TRIS Via Rights Issue Pada tahun ini, CINT mengusung lima strategi untuk menumbuhkan kinerja bisnisnya.
Pertama, melakukan diversifikasi strategi pemasaran berdasarkan karakter pasar, supaya produk bisa terserap dengan lebih maksimal.
Kedua, mengembangkan produk dan meningkatkan varian produk melalui kerja sama dengan sistem
original equipment manufacturer. Ketiga, mengembangkan metode dan media promosi baru serta menyesuaikan setiap karakteristik target pasar dan bisnis model secara online maupun offline.
Keempat, meningkatkan kinerja jaringan pemasaran dengan program kampanye penjualan dan membuka kerja sama pemasaran baru melalui platform digital. Kelima, meningkatkan
value added produk Chitose, termasuk melalui sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan International Organization of Standardization (ISO).
Baca Juga: Bidik Laba Rp 11 Miliar pada 2023, Berikut Strategi Chitose Internasional (CINT) Ekspansi ke Segmen Kesehatan Selain strategi tersebut, CINT juga mengejar sumber pendapatan baru dengan menambah kegiatan usaha. CINT menggelar ekspansi dengan merambah bisnis perdagangan besar alat laboratorium, alat farmasi dan alat kedokteran. Susanto menyatakan bahwa aksi ini telah melalui studi kelayakan usaha. CINT melirik pengembangan bisnis yang lebih luas seiring dengan permintaan yang berkesinambungan dari pasar kesehatan, terutama untuk produk-produk furnitur penunjang aktivitas kesehatan. Produk yang akan digarap CINT antara lain ranjang rumah sakit manual dan elektrik, tiang infus, meja makan pasien,
emergency bed, ranjang rawat bayi, serta dapat memasarkan produk alat kesehatan lain yang relevan. Di samping menangkap peluang dari pasar industri kesehatan, Susanto mengatakan langkah CINT ini sejalan dengan program pemerintah yang ingin menggenjot produk dalam negeri. Sebab, sektor kesehatan menjadi salah satu industri dengan paparan produk impor yang masih tinggi. "Jadi ada urgensi dan peluang usaha, selaras antara permintaan pasar dan kesanggupan kami untuk menyediakannya. Potensi ke depan akan bagus," kata Susanto.
Baca Juga: Chitose (CINT) Merambah Bisnis Alat Kesehatan, Begini Target & Strategi Bisnisnya Direktur Chitose Internasional, R. Nurwulan Kusumawati menambahkan, CINT sudah memproduksi segmen alat kesehatan tersebut. Sehingga dengan penambahan kegiatan usaha ini, CINT tidak lagi bergantung pada pihak ketiga untuk melakukan penjualan dan pemasaran. Dengan begitu, CINT juga tidak memerlukan investasi tambahan. "Dengan ini kami bisa melakukan penjualan langsung, sehingga bisa memaksimalkan keuntungan dan penetrasi pasar. Untuk usaha perdagangan tidak ada biaya investasi tambahan, karena memanfaatkan sumber daya yang ada," kata Nurwulan. Adapun pada tahun ini CINT menyiapkan belanja modal atau
capital expenditure (capex) sebesar Rp 2,9 miliar. Tak jauh berbeda dari realisasi capex tahun lalu sekitar Rp 2,5 miliar.
Baca Juga: IPO Harta Djaya Karya Tbk (MEJA), Sodorkan Waran Demi Memantik Minat Calon Investor Dalam dua tahun ini capex CINT cukup stabil lantaran investasi dilakukan bukan untuk revitalisasi mesin besar. CINT mengoptimalkan modal sendiri sebagai sumber pendanaan, meski tidak menutup kemungkinan menggunakan pinjaman perbankan. Di sisi yang lain, sejalan dengan keberhasilan membalikkan rugi menjadi laba, CINT pun akan membagikan dividen dari laba bersih tahun 2023. CINT bakal menebar dividen sebesar Rp 5 miliar kepada para pemegang sahamnya. Dari sisi pergerakan saham, CINT saat ini diperdagangkan pada level harga Rp 139 per saham. Level harga itu didapat usai saham CINT mengalami penurunan 0,71% pada perdagangan Senin (22/4). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati