Christianto Wibisono aktifkan kembali PDBI



JAKARTA. Enam belas tahun lalu, tepatnya 1998 Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI) adalah lembaga riset yang sangat dipercaya dunia usaha Indonesia. Pada waktu itu menurut Christianto Wibisono sang perintis lembaga riset tersebut kepada Kontan, PDBI mempunyai tak kurang 3.000 perusahaan sebagai pemasok datanya.

Chris, begitu ia dipanggil, merintis usahanya dengan mengirimkan angket kepada perusahaan-perusahaan. Hasilnya, PDBI menerbitkan beberapa buku seri riset mengenai BUMN, Indonesian Financial Review, Konglomerat di Indonesia.

Tapi kerusuhan Mei 1998 yang membuat Chris menjadi korban serangan orang-orang tidak dikenal, membuatnya meninggalkan negeri ini dan bisnis dalam lembaga riset yang waktu itu sudah ia rintis selama 18 tahun.


Setelah belasan tahun “hanya bergerilya” dengan menjadi anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) dan mendirikan Institute Kepresidenan Indonesia, akhirnya Chris memutuskan untuk membuka kembali PDBI-nya Kamis (27/3). Chris boleh berbangga, dalam cara peluncuran lembaga riset di Hotel Borobudur ini banyak dihadiri tokoh penting yang menaruh harapan PDBI bisa membuat penelitian untuk membuat banyak hal menjadi transparan. Mulai dari konglomerat James Riady, Edward Soeryadjaya, Peter Gontha; politisi seperti Marzuki Alie, Agum Gumelar; sampai akademis dan politisi seperti Didik J Rachbini.

Lalu apa yang akan dilakukan oleh PDBI sekarang ini? “9 April pemilu legislatif, 9 September pemilu presiden kalau tidak selesai 1 putaran maka baru akan selesai di Oktober. Ini adalah waiting game, kita akan bikin beberapa acara lagi,” janji Chris yang mempunyai obsesi untuk memberikan kajian tepercaya untuk siapa pun calon presiden ke-7 Indonesia.

Tapi untuk bisa menghadiri acara-acara berikutnya, PDBI tidak akan membukanya begitu saja. Acara-acara itu bisa hanya untuk para member yang membayar. “Menjelang pilpres 2014 ini saya duduk di 2 komite, yaitu komite ekonomi nasional dan komite konvensi jadi saya tahu perkembangan politik dan ekonomi dari detik ke detik,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.