Chrysler tolak menarik Jeep dari peredaran



NEW YORK. Chrysler menolak permintaan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menarik 2,7 juta Jeep produksi mereka.

Sebelumnya Badan Keselamatan Lalu Lintas Nasional AS, NHTSA mengatakan tangki bahan bakar mobil Jeep produksi Chrysler memiliki risiko terbakar apabila ditabrak dari belakang.

NHTSA kemudian meminta Chrysler secara sukarela menarik Jeep Grand Cherokee keluaran tahun 1993-2004 dan Jeep Liberty produksi 2002-2007.


Tetapi Chrysler dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa Jeep mereka dalam keadaan aman dan tidak akan menarik kendaraan tersebut.

NHTSA sendiri hanya bisa memerintahkan penarikan, tetapi butuh keputusan pengadilan untuk bisa memaksa perusahaan menarik kendaraan mereka.

Penolakan dari produsen mobil adalah sangat jarang dan Chrysler memiliki waktu hingga 18 Juni untuk memberikan jawaban.

Sudah ada 44 orang tewas

NHTSA memulai penyelidikan ke sejumlah Jeep milik Chrysler pada tahun 2010. Disebutkan bahwa apabila model kendaraan ini ditabrak dari belakang, maka tangki bahan bakarnya bisa bocor dan menyebabkan kebakaran.

Lokasi tangki yang berada di belakang as roda dan dengan ketinggian di atas jalan adalah cacat desain, kata NHTSA kepada Chrysler dalam surat permintaan penarikan.

Chrysler memindahkan tangki bahan bakar Grand Cherokee ke depan as roda belakang pada tahun 2005, dan melakukan hal serupa untuk model Liberty in 2007.

NHTSA mengatakan memiliki bukti dalam sedikitnya 32 kecelakaan tabrakan dari belakang yang dialami Grand Cherokee menimbulkan kebakaran dan menewaskan 44 orang.

Tujuh kasus serupa dialami Liberty dan menewaskan tujuh orang. Sebagai bagian dari penyelidikan, NHTSA mengklaim bahwa Grand Cherokee dan Liberty produksi lama memiliki angka kecelakaan dua kali lebih fatal dibandingkan dengan kendaraan serupa merek berbeda.

Tetapi, penarikan Jeep tua ini diperkirakan akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

Tahun 2011, Toyota menarik 1,7 juta mobilnya karena kemungkinan kebocoran bahan bakar akibat sensor dan memakan biaya sekitar US$240 juta.

Editor: