Ciamik, kinerja obligasi korporasi mengungguli IHSG



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi korporasi berhasil jadi instrumen investasi konvensional dengan kinerja paling baik secara year to date per 30 November 2021. Hal ini tercermin dari kinerja INDOBex Corporate Bond yang sudah menguat 9,77%. 

Perolehan tersebut berhasil mengungguli kinerja IHSG (9,27%), INDOBeX Government Bond (5,40%), maupun valuta asing seperti dolar Amerika Serikat, poundsterling, euro, hingga safe haven seperti emas. Kinerja obligasi korporasi hanya kalah jika disandingkan dengan aset-aset kripto.

Head of Fixed Income Bank Negara Indonesia (BNI) Fayadri mengungkapkan, baiknya kinerja obligasi korporasi tidak terlepas dari mulai pulihnya kegiatan perekonomian dan aktivitas masyarakat seiring dengan meredanya pandemi Covid-19. Di satu sisi, suplai obligasi korporasi yang masih cenderung terbatas juga turut menjadi katalis positif.


Baca Juga: Outlook Ekonomi Terbaru OECD: Lonjakan Inflasi Risiko Utama Prospek Ekonomi Global

“Optimisme prospek pemulihan kegiatan perekonomian yang semakin baik ke depan serta tingkat imbal hasil (yield) yang masih tinggi juga semakin membuat obligasi korporasi diburu investor,” kata Fayadri kepada Kontan.co.id, Rabu (1/12).

Pada sisa akhir tahun ini, Fayadri optimistis obligasi korporasi masih akan mempertahankan kinerjanya. Walau di satu sisi ada ancaman kegiatan perekonomian kembali dibayangi peningkatan level PPKM, menurutnya hal tersebut hanya bersifat sementara. Pasalnya, langkah tersebut sebagai antisipasi pemerintah untuk mencegah terjadinya lonjakan penyebaran virus pada saat musim liburan. 

Sementara untuk tahun depan, prospek pemulihan ekonomi masih akan jadi cerita besar yang akan mendorong tren positif kinerja obligasi korporasi berlanjut. Apalagi, diharapkan, para perusahaan akan lebih agresif untuk melakukan ekspansi dan mencari pembiayaan lewat menerbitkan obligasi korporasi. 

Baca Juga: Ini sentimen yang menyeret pelemahan rupiah pada hari ini (1/12)

Walau begitu, dalam jangka pendek, sentimen peningkatan kasus Covid-19 dan adanya varian baru, bisa jadi sentimen negatif. Namun, Fayadri percaya pemerintah dan masyarakat sudah belajar banyak dan rasanya lebih siap untuk mengantisipasinya.

“(Obligasi korporasi) secara imbal hasil masih akan tetap tinggi tahun depan, tapi tetap saja risikonya juga lebih tinggi dibanding obligasi negara. Pada tahun depan, pasar keuangan masih akan berpotensi mengalami volatilitas yang tinggi seiring kebijakan tapering dan perubahan arah kebijakan suku bunga sehingga perlu dicermati dan diantisipasi oleh investor obligasi,” imbuh Fayadri. 

Ia menambahkan, obligasi pemerintah yang memiliki resiko relatif lebih rendah dibanding obligasi korporasi masih layak untuk dijadikan pilihan investasi. Terlebih, obligasi ini didukung oleh likuiditas pasar sekunder yang sangat bagus.

Baca Juga: Waspada, varian Omicron mengancam prospek pertumbuhan ekonomi global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati