CIBUBUR. Pertumbuhan pembangunan properti baik hunian maupun komersial yang demikian pesat, diprediksi bakal seperti Serpong, Tangerang Selatan. Transformasi kawasan pinggiran ini juga diawali dengan pembukaan akses yang mendorong masifnya pembangunan properti. Direktur Ciputra Group, Sugwantono Tanto, mengutarakan hal tersebut terkait perkembangan Cibubur beserta kondisi lalu lintasnya kepada Kompas.com, Senin (3/11/2014). "Cibubur punya sumber daya yang mirip Serpong. Ada akses yang mirip Jalan Raya Serpong, yakni Jalan Transyogie yang tersambung langsung dengan Tol Jagorawi. Selain itu, Jumlah kelas menengah semakin bertumbuh, dan terdapat industri di sekitarnya seperti kawasan Narogong, Cileungsi, dan Bekasi," ujar Sugwantono.
Kehadiran industri-industri tersebut semakin menstimulasi pembangunan properti, khususnya residensial. Di sepanjang koridor Jalan Transyogie Cibubur dan sekitarnya, saat ini terdapat 50 perumahan dengan luas lahan di atas 5 hektar. Sepuluh di antaranya memiliki luas lahan di atas 100 hektar (skala kota). "Perumahan-perumahan yang sudah berpenghuni tersebut membentuk besaran populasi yang representatif untuk dibangunnya ruang-ruang komersial. Termasuk pusat belanja, ruko, dan hotel," tambah Sugwantono. Dia menuturkan, karena populasi sudah ada dan kian bertambah, kebutuhan akan ruang komersial pun mulai tumbuh. Itulah yang mendasari Ciputra Group membangun Mal Ciputra Cibubur. Belum lagi setahun usia pusat belanja tersebut, tingkat huniannya sudah mencapai 98 persen. Hal itu, kata Sugwantono, menandakan bahwa pasar Cibubur memang potensial dengan ceruk pasar besar. "Antusiasme para peritel yang membuka gerainya di Mal Ciputra Cibubur membuat kami mempertimbangkan untuk membangun Mal Ciputra Cibubur Tahap Dua yang posisinya di seberang Mal Ciputra Cibubur Satu," buka Sugwantono. Alasan serupa dikemukakan Presiden Direktur PT Metropolitan land Tbk., Nanda Widya, saat memulai konstruksi Mal Metropolitan Cileungsi yang lokasinya berdekatan dengan jalan Transyogie Cibubur. "Mal Metropolitan merupakan pemenuhan kebutuhan ruang komersial di kawasan perumahan dan area sekitarnya yang mencakup Kecamatan Cileungsi, Gunung Putri, Limus Nunggal, Narogong, dan catchment area lainnya hingga perbatasan Kabupaten Bekasi. "Segmen pasar yang kami bidik adalah kelas menengah-menengah. Karena itu peritel yang mengisinya pun disesuaikan dengan kebutuhan pasar," ujar Nanda. Hingga prosesi ground breaking terdapat 130 peritel yang telah berkomitmen untuk mengisi ruang Mal Metropolitan Cileungsi. Di antaranya adalah Toko Buku Gramedia, sinema XXI, Matahari Department Store, The Body Shop, Pojok Busana, J.co, dan Electronic City. Kehadiran Mal Ciputra Cibubur dan Mal Metropolitan ini menggenapi jumlah ruang ritel komersial menjadi tujuh buah. Lima lainnya adalah Cibubur Square, Cibubur Junction, Plaza Cibubur 1, Plaza Cibubur 2, dan Cibubur City Center. Hotel
Setelah pusat belanja, kata Sugwantono, properti berikutnya yang akan menjamur adalah hotel. Di Cibubur, menurut dia, belum ada hotel yang representatif. Sementara kebutuhan juga tinggi. Kebutuhan tersebut berasal dari government spending (belanja pemerintah), pasar korporat dari kawasan-kawasan industri di sekitar Cibubur, Narogong, Cileungsi, dan Bekasi. "Kami akan membuka Hotel Ciputra dengan 108 kamar pada awal 2015 nanti. Klasifikasinya merupakan hotel bintang empat," tambah Sugwantono. Dia melanjutkan, bukan tidak mungkin hotel-hotel dengan jaringan internasional lainnya juga akan mengikuti. Pasalnya, pasokan sama sekali minim, sementara demand sangat tinggi. (HIlda B. Alexander) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia